Berita

Guru Besar Universitas Pertahanan, Prof Salim Said/Repro

Politik

Prof Salim Said: Pancasila Tidak Bisa Diklaim Satu Orang, Unit Politiknya Publik

RABU, 19 AGUSTUS 2020 | 15:33 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Guru besar ilmu politik Universitas Pertananan Profesor Salim Said, mengkritisi pernyataan anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Golkar, Maman Abdurrahman mengenai pemerintah sudah mengerjakan semua hal yang dikritik oleh sejumlah kalangan masyarakat.

Salim menegaskan bahwa hal tersebut tergantung dari mana masyarakat menafsirkan, apakah Jokowi sudah mengerjakan ataukah belum?

“Masalah di sini adalah penafsiran, apa yang dikerjakan pemerintah, dan bagaimana penafsiran orang terhadap yang dilakukan pemerintah, sebab pemerintah itu bertindak mengikut undang-undang, ini permintaannya saudara Refly, tapi tafsirannya gimana?” tegas Salim di acara Indonesia Lawyer Club, Rabu dini hari (19/8).


Pakar militer senior ini menyinggung perihal Pancasila yang memiliki penafsiran lain dari orang yang memandangnya.

Menurut Saim Said, hal itu disebabkan oleh cara pandang yang berbeda-beda sehingga wajar adanya perbedaan pendapat.

“Persoalan kita dengan Pancasila itu, kan dari dulu adalah tafsiran. Yang akhirnya, adalah mengarah kepada aku lebih Pancasilais dari you! Kalau ada masalah aku tangkap you, karena tafsiran Pancasila you berbahaya. Itu konsekuensi dari soal tafsiran, kalau kita enggak hati-hati maka kita akan jatuh,” ucapnya.

Pihaknya sempat tidak sepakat dengan pernyataan Jokowi dahulu yang mengampanyekan ‘Saya Pancasila’ beberapa waktu lalu.

Menurutnya, Pancasila itu bukanlah persoalan individu melainkan persoalan seluruh bangsa Indonesia.

“Karena itu saya dulu menulis menilai apa namanya ucapan Pak Jokowi yang mengatakan saya Pancasila.  Saya bilang, Pancasila itu bukan soal pribadi, unit politiknya Pancasila itu masyarakat,” bebernya.

“Saya Pancasilais, tapi kalau saya mencuri, saya korupsi, gimana? jadi Pancasila itu tidak bisa diklaim satu orang itu adalah sesuatu yang untuk publik. Kalau publiknya tidak Pancasilais, seratus menteri Pancasilais, ya tidak ada apa-apa kira-kira seperti itu,” tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya