Berita

Pakar ekonomi dari LP3ES Prof. Didik J. Rachbini/Net

Politik

Prof. Didik Rachbini: Demokrasi Perlu, Tapi Tidak Cukup Atasi Kesenjangan

MINGGU, 16 AGUSTUS 2020 | 13:36 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Sebuah buku berjudul “Musuh Bangsa Bernama Kesenjangan Sosial” yang berisi kondisi demokrasi politik dan demokrasi ekonomi Indonesia segera diterbitkan. Buku ini ditulis oleh pakar ekonomi dari LP3ES Prof. Didik J. Rachbini.

Didik mengurai bahwa buku ini lahir karena demokrasi belum bisa mengentaskan kesenjangan sosial di tengah masyarakat.

Banyak negara menganut paham demokrasi, namun kesenjangan sosial terbilang yang tertinggi di dunia.

“Di India demokrasi terbesar di muka bumi, tapi kesenjangan sosialnya sangat tinggi. Demokrasi perlu tapi tidak cukup, tidak otomatis, tapi harus berjuang,” katanya dalam acara LP3ES dengan tema “Demokrasi, Pembangunan Ekonomi, dan Kesejahteraan Daerah” secara virtual, Minggu (16/8).

Selain itu, dalam bukunya Didik juga menyinggung perihal peran partai politik dalam mengatasi kesenjangan sosial. Menurutnya, hampir 100 persen partai politik tidak bisa mengatasi kesenjangan sosial masyarakat.

“Peran partai politik, apakah partai politik bisa mengatasi kesenjangan? Jawaban saya tidak. Tapi, reformasi bisa,” katanya.

“Jadi, parpol itu tidak serta merta bisa, sebab saya kira diperlukan reformasi ya, parpol itu sangat berat, kondisinya sangat berat. Jawaban saya hampir dipastikan tidak bisa,”imbuhnya.

Partai politik menurutnya harus direformasi. Jika hal itu tidak mampu dilakukan, maka bangsa Indonesia akan mengalami masalah besar seperti yang terjadi di Filipina dan Amerika Latin.

“Seperti zaman Marcos di Filipina, atau di Amerika Latin, setelah demokrasi muncul lagi tokoh-tokoh politik yang menyelamatkan rakyat, taglinenya menjadi diktator,” tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya