Berita

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)/Net

Politik

KPAI: Bawa Anak Dalam Aksi Unjuk Rasa Bisa Berdampak Buruk Bagi Perkembangan Kejiwaan

SENIN, 06 JULI 2020 | 05:43 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyayangkan sejumlah massa dalam demonstrasi yang turut serja membawa anak di bawah umur dalam melakukan aksi.

Terlebih, aksi unjuk rasa tersebut dilakukan di tengah pandemik Covid-19.

Komisioner KPAI Jastra Putra mengatakan sempat berdialog dengan salah satu orangtua peserta aksi, yang mengklaim anaknya tidak akan tertular Covid-19 karena telah memakai masker dan hand sanitizer.

Namun, bukan hanya soal kesehatan yang menjadi sorotan KPAI. Tetapi, juga muatan orasi peserta aksi yang akan mengganggu pertumbuhan kejiwaan anak.

“Dalam aksi massa ujaran perkataan perkataan keras terlontar bahkan mengarah kepada kebencian sesama. Yang tentu memberi dampak buruk kepada perkembangan jiwa anak anak ke depan,” ujar Jastra kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (5/7)

Pernyataan miring para orator, kata Jastra, dapat didengar oleh anak-anak yang akan memberikan dampak negatif bagi tumbuh kembang anak.

“Seperti kata menghalalkan sembelih orang, sembelih komunis, menjadi kata terbanyak yang disampaikan pada aksi tersebut. Sehingga paparan kekerasan dalam bentuk verbal tak terhindarkan ditelan anak mentah-mentah,” jelasnya.

Jastra mengatakan, KPAI sangat menyayangkan Persaudaraan Alumni 212 masih terus membiarkan anak anak terlibat dalam aksi mereka.

Dia berharap para penegak aturan perlindungan anak dapat memberi sanksi tegas, agar dampak resiko, ancaman jiwa masa depan anak anak Indonesia dapat di selamatkan sejak dini.

“KPAI meminta anak anak tidak terus menerus diikutkan aksi massa, unjuk rasa dan kampanye politik, karena pengalaman buruk yang seharusnya tidak boleh diulang bangsa ini,” tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya