Berita

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi/Net

Politik

Jangan Sampai Mubazir, Khasiat Kalung Anti Corona Harus Diuji Sebelum Diproduksi Massal

MINGGU, 05 JULI 2020 | 11:30 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Kementerian Pertanian diminta berhati-hati dalam memproduksi kalung anti corona. Jangan sampai produksi massal yang rencananya akan dilakukan itu mubazir dan menghambur-hamburkan dana Covid-19.

“Perlu kehati-hatian dari Kementan sebelum memproduksi kalung tersebut. Agar program tidak mubazir,” ujar Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi kepada wartawan, Minggu (5/7).

Viva mengatakan Kementan harus melakukan uji klinis di lapangan terhadap pasien yang sedang terserang Covid-19 sebelum produksi. Hal itu penting untuk menguji khasiat kalung anti corona.

“Karena pengujian secara in vitro memang efektif untuk gamma corona virus dan beta corona virus. Virus itu makhluk yang cerdas karena dapat membuat serotype baru, sehingga kita harus menguasai betul ilmu tentang virus (virologi) sebelum memproduksi obat virus secara massal,” katanya.

Terkait adanya kandungan minyak kayu putih di dalam kalung tersebut, Viva Yoga mengatakan data produksi minyak kayu putih nasional belum dapat diswasembada. Sehingga produksi nasional hanya mampu sekitar 10 persen saja dan selebihnya impor.

“Yang diimpor adalah minyak ekaliptus yang memiliki kandungan sama dengan kayu putih (cajuput oil), yaitu euchaliptol 1,8 persen. Setiap tahun kita impor sekitar Rp 1 triliun,” katanya.

“Jadi, selama ini produsen untuk membuat obat-obatan dan farmasi berbahan kayu putih masih bergantung pada impor dari China, India, dan lainnya,” imbuhnya.

Jika kalung corona telah teruji dan akan diproduksi secara massal, maka Viva meminta agar bahan bakunya tidak diambil dari impor melainkan produk dalam negeri salah satunya minyak kayu putih yang berlimpah ruah di Indonesia.

“Catatan saya, jika benar setelah melalui uji klinis dan secara keilmuan dapat dipertanggungjawabkan lalu pemerintah memproduksi kalung secara massal, bahan bakunya harus dari dalam negeri sendiri. Tidak dari impor,” tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya