Berita

Jimly Assiddiqie/RMOL

Politik

50 RUU Prolegnas Bisa Tidak Relevan Di Era Pasca Covid-19

SABTU, 04 JULI 2020 | 02:44 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Sebanyak 50 RUU yang masuk dalam program legislasi nasional (Prolegnas) prioritas tahun 2020 tidak relevan lagi untuk dibahas baik di parlemen maupun pemerintahan.

Cendikiawan muslim Jimly Asshiddiqie menyebutkan, pandemik Covid-19 yang saat ini terjadi akan mengubah tatanan hidup manusia baik di bidang ekonomi maupun politik.

“Karena, sesudah Covid-19 ini akan ada perubahan serius terhadap wajah dunia. Baik di bidang ekonomi, dan mungkin juga di bidang politik," ujar Jimly dalam acara webinar ICMI yang membedah omnibus law, Jumat (3/7).

"Saya ingin sekali semua kalangan menyadari dampak Covid-19 ini bukan hanya masalah kesehatan, tapi ini menyangkut depresi ekonomi dunia,” imbuhnya.

Dia mengatakan perubahan wajah dunia ini, tidak boleh dianggap remeh oleh pemerintah Indonesia. Pihaknya meramalkan akan ada perang dunia ketiga, pada saat pilpres di Amerika Serikat digelar.

“Ini soal serius sekali. Apalagi nampaknmya, akan ada perang dunia ketiga ini sudah semakin jelas semakin nyata, ini tergantung pilpres di Amerika, apakah itu plus minusnya, bulan November 2020 ini,” jelasnya.

Ketua Umum ICMI ini menambahkan, seluruh dunia telah mempersiapkan adanya perang dunia ketiga dan pemerintah Indonesia diminta juga mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi tersebut.

“Kita harus mencatat bahwa akan ada sesuatu yang besar mengubah di dunia. Lebih gawat dari the great deppresion, diantara perang dunia pertama dan perang dunia kedua itu ada the great depreesion tahun 1929 sampai lima tahun, dan itulah yang mengubah wajah dunia sampai pertengahan abad 20,” tuturnya.

Bahkan, menurut Jimly, perubahan besar di dunia tersebut nantinya akan lebih besar dari depresi tahun 30an.

Sehingga, Indonesia dituntut untuk membuat skenario khusus dalam menghadapi situasi tidak normal nantinya. Bukan malah sibuk membahas 50 RUU yang dinilainya kurang relevan untuk saat ini.

"Kalau menurut saya semua kekuatan nasional harus mempersiapkan skenario, maka boleh jadi apa yang kita rumuskan soal RUU 50 itu enggak relavan lagi," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya