Berita

Presiden Turki Tayyip Erdogan saat bertemu dengan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan di Islamabad/Net

Dunia

Soal Kashmir, India Ingatkan Turki Tidak Ikut Campur

MINGGU, 16 FEBRUARI 2020 | 08:46 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

India memperingatkan Turki agar tidak ikut campur dalam urusan internalnya, termasuk dalam hal sengketa wilayah Kashmir dengan Pakistan.

Peringatan ini dikeluarkan setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan keprihatinan atas situasi yang memburuk di Kashmir yang dikelola oleh India. Sikap tersebut dinyatakan Erdogan dalam kunjungannya ke Islamabad pekan kemarin.  

Dalam kunjungannya itu, Erdogan mengatakan bahwa penderitaan rakyat Kashmir telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena langkah sepihak.

"Pendekatan ini, yang memperburuk situasi saat ini dan mencabut kebebasan dan hak-hak rakyat Kashmir, tidak menguntungkan siapa pun," kata Erdogan.

"Masalah Kashmir dapat diselesaikan bukan dengan konflik atau penindasan, tetapi atas dasar keadilan dan kesetaraan," sambungnya.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India Raveesh Kumar, menegaskan bahwa India menolak semua referensi untuk wilayah Jammu dan Kashmir yang dibuat dalam deklarasi bersama yang dikeluarkan oleh Turki dan Pakistan

"Kami menyerukan kepemimpinan Turki untuk tidak ikut campur dalam urusan internal India dan mengembangkan pemahaman yang benar tentang fakta-fakta, termasuk ancaman besar yang ditimbulkan oleh terorisme yang berasal dari Pakistan ke India dan kawasan itu," kata Kumar, seperti dimuat Al Jazeera (Minggu, 16/2).

Dia menekankan bahwa Kashmir merupakan bagian integral dan tidak dapat dipisahkan dari India.

Diketahui bahwa baik India maupun Pakistan mengklaim wilayah Kashmir Himalaya tersebut. Kedua negara bersitegang setelah India mengeluarkan amandemen konstitusi pada Agustus tahun lalu dan mencabut status dan otonomi khusus untuk Kashmir yang dikelola India dan menyerapnya ke dalam arus utama pemerintahan negara.

Sebelumnya pada 2019, kedua negara juga bertempur dalam konflik militer terbatas atas Kashmir, melakukan serangan udara di wilayah masing-masing.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya