Lutfia sudah ingin segera pulang ke Probolinggo/Dok Pribadi
Kondisi di China yang masih mengkhawatirkan membuat para pelajar dan mahasiswa asal Indonesia terus berharap bisa segera pulang. Sehingga mereka tak lagi dilanda waswas saat sudah tiba di tanah air.
Adalah Lutfia Ambarwati, mahasiswa Indonesia di China yang ingin segera pulang dan mencium kaki ibunya di Desa Gending, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo.
Kepada Kantor Berita RMOLJatim, mahasiswi berusia 20 tahun ini menyebutkan, selama ada virus corona di China, dia tidak bisa bergerak bebas. Dikawatirkan, virus Corona menjangkiti mahasiswa semester 3 ini.
Lutfia yang kuliah di Huaqiao University ini, setiap harinya hanya bisa berdoa di asrama kampusnya. Bahkan, dia selalu membayangkan wajah ibunya, Suprapti, sambil berharap ada keajaiban bisa segera bertemu dengan keluarganya di Desa Gending.
“Kami mahasiswa yang berada di kampus saat ini tidak boleh lagi keluar dari kampus, dikhawatirkan terserang virus (corona) tersebut,†jelas Ambarwati, Kamis pagi (30/1).
Alumnus MAN 2 Probolinggo tahun 2018 ini menyatakan, setiap ingin keluar untuk mencari makan, selalu dilakukan pemeriksaan suhu tubuhnya terlebih dahulu oleh tim kesehatan setempat.
“Setiap kami ingin keluar, kami harus diperiksa suhu tubuh dulu dan ditanya mau kemana? kembali jam berapa? Ini hanya bisa keluar di lingkungan kampus saja seperti ke kantin. Sedangkan kantin di sini masih buka, tapi hanya satu yang buka. Dan keadaan kampus semakin hari sudah semakin sepi,†ungkapnya.
Mahasiswi berprestasi bahasa Mandarin ini menambahkan, di Kota Xiamen sudah ada korban 4 orang yang terjangkit virus corona.
“Tapi saya belum tahu itu meninggal atau masih dalam perawatan medis. Saya semakin takut untuk keluar pak, meskipun Kota Xiamen ini masih dinyatakan aman, namun saya khawatir virus ini semakin menyebar,†lanjut Lutfia.
Akibat kemunculan virus corona ini, lanjutnya, aktivitas kuliah yang semestinya dimulai 17 Februari 2020, ditunda hingga dinyatakan aman oleh pemerintah setempat.
“Transportasi sudah mulai ditutup. Karena adanya virus corona ini, jadi tutup semua. Kampus saja sepi,†tambahnya.
Perempuan berjilbab ini berharap agar bisa pulang secepatnya ke kampung halamannya. Sebab, jika semakin lama di China, bandara akan ditutup total.
“Saya sangat ingin dan berharap bisa pulang. Tapi semakin hari saya lihat, harga tiket semakin mahal dan stok terbatas. Karena teman-teman sudah banyak yang memesan. Tolong pak,†pintanya.
Sebenarnya, masih kata Lutfia, dia tidak berencana pulang lebih cepat ke kampung halamannya pada musim dingin di bulan ini. Karena, dia sudah menjadwalkan akan pulang ke kampung halamannya pada musim panas di bulan Juli.
“Saya berencana pulang di musim panas bulan Juli. Karena liburnya lumayan lama, ya sekitar dua bulan lebih. Tapi karena adanya virus yang menyerang China dan sekitarnya mau tidak mau saya harus pulang. Pihak kampus sangat menyarankan kami pulang sebelum keadaan semakin memburuk,†katanya.
Pada saat dinyatakan aman oleh pemerintah China, Lutfia akan kembali lagi untuk melanjutkan perkuliahannya di Huaqiao University.
“Kami akan kembali ke China, jika pihak kampus telah memberi kabar pada kami kapan kami mulai kuliah lagi,†pungkasnya.