Berita

Jalur Zona Ekonomi Khusus Kyaukphyu/Net

Dunia

Laut China Selatan Penuh Sengketa, China Buka Jalur Minyak Baru Di Myanmar

JUMAT, 17 JANUARI 2020 | 18:17 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Selalu ada cara bagi China untuk mengamankan kepentingannya. Melihat eskalasi di Laut China Selatan yang belum dan sepertinya tidak akan pernah usai, China mencari jalan lain untuk jalur minyaknya.

Selama ini, hampir 80 persen minyak China disalurkan dari Timur Tengah melalui Selat Malaka. Selat kecil yang dihimpit oleh Indonesia dan Malaysia. Melalui selat itu, kapal-kapal tanker pengangkut minyak China hilir mudik.

Sayangnya, sejak China mengungkit lagi nine dashed-lines di Laut China Selatan, situasi di kawasan itu memanas.


Pasalnya China bukan hanya bersengketa dengan satu negara, namun sebagian dari negara-negara ASEAN. Ada Vietnam, Filipina, Brunei, Singapura, dan bahkan Indonesia.

Cerdik seperti biasanya, China mencari jalan lain. Salah satunya dengan membuat Special Economic Zone atau Zona Ekonomi Khusus.

Di Asia Tenggara, Zona Ekonomi Khusus ini direncanakan ada di Myanmar. Namanya Zona Ekonomi Khusus Kyaukphyu.

Dalam rangka mengembangkan proyek ini, China bekerja sama dengan pemerintah Myanmar untuk membuat pelabuhan Kyaukphyu yang memberikan akses langsung bagi China ke Samudra Hindia.

Nantinya, China juga akan membuat jalur kereta api yang akan menghubungkan Kyaukphyu ke Provinsi Yunnan yang berbatasan dengan Myanmar.

Jika proyek ini terwujud, China memiliki opsi lain jika situasi Laut China Selatan memanas. Tampaknya ini sudah dipikirkan secara matang oleh pemerintahan Presiden Xi Jinping.

Untuk melancarkan proyek ini, Xi melakukan kunjungan selama dua hari ke Myanmar mulai dari Jumat (17/1) sampai Sabtu (18/1). Dimuat Anadolu Agency, ada dua perjanjian yang diteken Xi dalam kunjungannya.

Seperti yang dikatakan oleh peneliti senior di lembaga think tank, Council on Foreign Relations, Joshua Kurlantzick, China sepertinya akan lebih mendekat ke Myanmar. Selain memang hubungan keduanya sudah sangat dekat.

"China telah menjadi aktor strategis yang dominan di Myanmar selama beberapa dekade. Tapi Xi berusaha untuk tetap seperti itu, dengan kunjungan kenegaraan," katanya dalam email ke Al Jazeera.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya