Berita

Bhima Yudhistira Adhinegara/RMOL

Nusantara

Belajar Dari Malari, Indef: Bedakan Mana Pencuri, Mana Yang Mau Investasi

RABU, 15 JANUARI 2020 | 22:39 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Ketidakpuasan masyarakat di bidang ekonomi pada tahun 1974 melahirkan peristiwa Malari atau Malapetaka Lima Belas Januari.

Demonstrasi mahasiswa yang berujung kerusuhan sosial saat itu tertuju kepada Jepang yang menguasai investasi di Indonesia saat itu.

Namun, setelah unjuk rasa pecah menjadi kerusuhan, Jepang menyadari untuk melakukan segera berbenah.


Demikian yang disampaikan oleh Peneliti sekaligus Ekonom Institute For Development on Economic (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara dalam seminar bertajuk 'Mendengar Suara Rakyat' yang di gelar di Usmar Ismail Hall, Kuningan, Jakarta , Rabu (15/1).

Kondisi saat ini, kata Bhima, tak jauh berbeda dengan Jepang kala itu. Adalah China yang masuk ke Indonesia dengan berinvestasi dan seakan mengambil peran sebagai juru selamat.

Melihat situasi yang demikian, Bhima menyatakan sesungguhnya secara sadar Indonesia sedang diperkosa oleh China.

"China memperkosa, maksudnya adalah eksploitasi terhadap sumber daya alam, eksploitasi terhadap pekerja, itu tidak lebih  baik kondisinya," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (15/1).

Bhima menjelaskan kalau melihat gaya investasi China di Indonesia, sebut saja contohnya investasi nikel di Morowali yang menurutnya tidak mengindahkan kualitas lingkungan hidup, kualitas perlakuan terhadap pekerjanya, dan mengabaikan keselamatan pekerjaan yang dibawah standar.

"Jadi ini bentuk pemerkosaan ekonomi," tegas Bhima.

Kemudian yang dijanjikan China seperti transfer skill dan knowledge, lanjut Bhima, itu tidak terjadi.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpuasan di masyarakat khusunya yang berada di daerah-daerah yang menjadi tempat investasi China.

"Jelas-jelas kita membiarkan pencurian. Makanya kita harus bisa membedakan mana pencuri mana penginvestasi yang berkualitas," pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya