Berita

Namono yang berpangkat 'Jenderal' di Keraton Agung Sejagat/RMOLJateng

Nusantara

Jadi 'Jenderal' Keraton Agung Sejagat, Namono 3 Tahun Belum Digaji

SELASA, 14 JANUARI 2020 | 16:08 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Keberadaan Keraton Agung Sejagat yang tengah viral, memunculkan pertanyaan besar di masyarakat. Apa sebenarnya yang dicari oleh para pengikutnya?

Terlebih lagi para pengikut Keraton Agung Sejagat ini kebanyakan berasal dari luar Kabupaten Purworejo, tempat berdirinya bangunan 'keraton'. Mereka mengaku dari Yogyakarta, Klaten, bahkan ada dari Lampung.

Salah satu pengikut setia pemimpin Keraton Agung Sejagat adalah Namono, warga Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Jarak rumahnya pun sangat dekat dengan bangunan yang dianggap Keraton Agung Sejagat.


Dilaporkan Kantor Berita RMOLJateng, pria lanjut usia ini rela jadi pengikut Raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santosa Hadiningrat, karena percaya dia adalah Sang Ratu Adil yang ditakdirkan menjadi pemimpin bumi.

"Dulu saya memang ikut DEC (Jogja DEC), tapi keluar, mau ngaso, di hati kurang sreg," kata Namono yang diberi pangkat 'Jenderal' di Keraton Agung Sejagat.

Ketika ditanya apakah dia tahu bahwa pemimpin Jogja DEC dan Keraton Agung Sejagat adalah orang yang sama, dia menjawab tidak tahu. Namun dia tetap yakin kalau Totok yang disebutnya Raja tak akan menipunya. Namono juga tidak mengaku ketika ditanya bayar berapa untuk mendaftar.

"Saya ini orang tidak punya, dari mana punya uang untuk membayar," katanya dalam Bahasa Jawa Kromo.

Akan tetapi istri Namono, Utami, mengatakan hal sebaliknya. Menurut Utami, dia sering dimintai uang oleh suaminya untuk kepentingan kegiatan Keraton Agung Sejagat.

"Minta sama saya itu sudah banyak, ya ada sekitar Rp 2 juta. Yang uang dia sendiri saya tidak tahu berapa. Selama tiga tahun gabung, suami saya belum pernah 'digaji', katanya Jenderal tapi tidak pernah digaji," kata Utami di rumahnya yang sederhana.

Tak hanya uang, setiap ada acara, para istri anggota Keraton Agung Sejagat juga diharuskan memasak untuk acara. Biasanya mereka patungan seadanya.

Informasi yang dituturkan Sumarmi, warga yang rumahnya berada persis di samping bangunan 'Keraton' lebih menarik lagi. Dia memperoleh informasi bahwa setiap anggota yang mendaftar harus menyetor sejumlah uang.

"Saya tanya ke anggota Keraton Agung Sejagat, untuk level pejabat kecamatan bayar Rp 3 juta, level pejabat kabupaten Rp 7 juta, dan level gubernur Rp 14 juta," ujarnya.

Penuturan Sumarni didukung oleh keterangan Kiki yang bekerja di BMT setempat. Dia mengatakan, ada beberapa nasabahnya yang sampai meminjam uang puluhan juta di BMT untuk masuk sebagai anggota Keraton Agung Sejagat.

"Nasabah saya, P, pernah cerita kalau dijanjikan gaji Rp 10 juta per bulan. Kalau memang gajinya besar ya pasti nyicilnya lancar. Tapi orang-orang tersebut (anggota Keraton Agung Sejagat) nyicil saja susah," katanya melalui pesan singkat.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya