Berita

Iwan Sumule/Net

Politik

Gaya Komunikasi Stafsus Jokowi Dikritik Keras, Ini Antara Lain

SENIN, 02 DESEMBER 2019 | 00:37 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Dua hari belakangan ini, tingkah laku Staf Khusus Presiden Joko Widodo jadi pembicaraan di kalangan aktivis dan politisi.

Para pengkritik umumnya menyoroti gaya komunikasi Stafsus yang dinilai tidak tepat.

Kritik pertama disampaikan Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief yang menyoroti kop surat dalam pernyataan tertulis yang dipancarluaskan Stafsus Presiden bidang Komunikasi, Fadjroel Rachman.

Menurut Andi Arief yang pernah menjadi stafsus presiden di era Susilo Bambang Yudhoyono ada aturan yang tidak dipenuhi dalam hal ini.

Stafsus Presiden berikutnya yang dikritik adalah Billy Mambrasar yang menyampaikan pernyataan yang provokatif dan bertolak belakang dalam twit pribadinya.

Melalui akun Twitter @kitongbisa, Billy menulis antara lain, “Setelah membahas tentang Pancasila (yang bikin kubu sebelah megap-megap), lalu kerja mendesign kartu Pra-Kerja di Jakarta, lalu saya ke Pulau Damai penuh keberagaman: Bali.”

Menurut politisi Partai Gerindra Iwan Sumule yang juga pernah bekerja di kantor stafsus presiden, pernyataan milenial kebanggan Presiden Jokowi ini bernada “membelah dan tidak menyatukan”.

“Berkata Pancasila dan keberagaman, tapi statement intoleran,” ujar Iwan Sumule.

Iwan Sumule juga menyoroti pernyataan Stafsus Presiden Dini Purwono yang meminta agar masyarakat menilai pemberian grasi terhadap terpidana korupsi Annas Maamun dari sudut yang lebih luas.

"Ironis pada saat kita berteriak penegakkan HAM namun di saat yang bersamaan kita mengharapkan terpidana tersiksa sampai mati di penjara," kata Dini kepada media.

Iwan Sumule membandingkan pernyataan ini dengan perlakuan yang diberikan negara kepada Ustad Abu Bakar Baasyir yang masih mendekam di dalam penjara walaupun dalam keadaan sakit dan payah.

“Soal grasi bicara HAM dan kemanusiaan, tapi tak tahu apa yang sudah dilakukan pemerintah, diskriminatif dalam penegakan HAM dan kemanusiaan. Tak berlaku untuk Abu Bakar Baasyir,” demikian Iwan Sumule.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya