Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita/Net
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong penguatan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan di bidang ekonomi, khususnya dalam upaya menumbuhkan perusahaan rintisan atau startup.
Sinergitas tersebut diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi kedua negara di tengah ketidakpastian kondisi global saat ini.
"Kami ingin bersama-sama menginisiasi kerja sama di antara
startup dan
unicorn Indonesia-Korea," ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (29/11).
Menurut Agus, komunikasi bilateral itu tidak sekadar mengidentifikasi sejumlah tantangan dan peluang semata, namun juga untuk membangun ekosistem inovasi bersama yang bisa mendukung pertumbuhan,
sustainability, hingga meningkatkan keuntungan bagi
startup dan
unicorn di kedua negara.
Pada Selasa kemarin (26/11), Menperin bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri ASEAN - Republic of Korea (RoK) Startup Summit dan ASEAN-RoK Innovation Showcase di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO).
"Oleh karena itu, kami mengapresiasi penyelenggaraan ASEAN - RoK Startup Expo 2019. Dari ajang tersebut, kami berharap terjadinya
sharing informasi, pengalaman, dan
best practices dalam penyusunan regulasi," kata Agus.
Selain itu, ia juga meyakini kegiatan tersebut dapat menghubungkan
stakeholders yang relevan antara Indonesia dengan Korea Selatan. Karena itu Agus optimis saat ini merupakan waktu yang tepat bagi startup di ASEAN dan Korea untuk bersama-sama mendominasi dan memimpin lanskap
startup dunia.
"Kami ingin melahirkan
startup dan
unicorn yang lebih besar, lebih tangguh, dan berorientasi pasar," tandasnya.
Sekadar informasi, pada 2013 hanya terdapat 39 perusahaan rintisan di seluruh dunia yang dikategorikan sebagai
unicorn. Istilah
unicorn sendiri, yaitu startup yang berusia kurang dari 10 tahun dengan memiliki valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS.
Pada pertengahan 2019, TechCrunch mencatat sudah ada sebanyak 452
unicorn dan
startup di seluruh dunia dengan valuasi kumulatif mencapai 1,6 triliun dolar AS. Pertumbuhan
unicorn sangat cepat pada 2018 karena dalam waktu 15 bulan, lebih dari 170
startup di seluruh dunia mencapai status tersebut.
Berdasarkan data CBInsights pada Januari 2019, terdapat 3.617
startup yang didirikan di wilayah Asia Tenggara. Sementara itu,
startup baru (non-
unicorn) baik di ASEAN dan Korea, totalnya mencapai 3.919
startup.