Berita

Massa PMII menggelar aksi di KPK/RMOL

Publika

Nasib KPK Mirip Hamburger

SABTU, 21 SEPTEMBER 2019 | 19:05 WIB | OLEH: SYA'RONI

JUMAT sore (20/9), KPK diguncang demo hebat oleh para aktivis PMII. Aksi demonstrasi berlangsung ricuh. Para demonstran terlibat keributan dengan aparat.

Itulah aksi demonstrasi sebagai wujud kemarahan para aktivis PMII atas ditetapkannya mantan Menpora Imam Nahrawi sebagai tersangka kasus suap KONI.

Para demonstran menganggap bahwa KPK dalam kendali "kelompok tertentu" yang bermaksud ingin menjatuhkan tokoh muda NU.


Tuduhan tersebut bukan tanpa alasan, sebelum menyematkan status tersangka kepada Imam Nahrawi, KPK juga mencokok Ketua Umum PPP Romahurmuzy, yang juga merupakan kader NU.

Bahkan kasus Romy kemudian melebar dan menyeret nama Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin, yang juga merupakan tokoh muda NU.

Di sinilah tuduhan para aktivis PMII mulai menemukan kebenarannya. Bahwa KPK yang dianggap disusupi "kelompok lain" menjadikan tokoh muda NU sebagai target.

Adanya tuduhan ini menjadikan KPK seolah menjadi sebuah hamburger. Dari atas digencet oleh "koalisi" Pemerintah dan DPR. Dari bawah juga ditekan oleh para aktivis PMII yang meragukan netralitas KPK.

Menghadapi "koalisi" Pemerintah dan DPR, KPK sudah kalah dua kosong. Pertama, kalah soal pemilihan Capim KPK. Kedua, kalah soal revisi UU KPK. Sementara itu penetrasi yang dilakukan para aktivis PMII juga tidak bisa dianggap remeh. Setidaknya, kemarin para aktivis PMII sudah sukses membuat "bakar-bakaran" di depan KPK.

Beruntung, pada hari Kamis (19/9), KPK mendapatkan suntikan dukungan dari para mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi di depan DPR. Namun sayang, aksi tersebut tidak berlanjut pada keesokan harinya.

Dukungan dari para penggiat demokrasi, HAM, dan Antikorupsi, hingga kini juga tidak bertambah. Hanya itu-itu saja. Sementara para tokoh yang pada kasus Cicak Vs Buaya tahun 2009 mendukung KPK, hingga kini belum tampak dukungannya.

Bisa jadi para tokoh tersebut sudah kehilangan kepercayaanya terhadap KPK zaman now. Para tokoh tersebut misalnya Adhie Massardi (Koordinator GIB), Yudi Latif, Effendi Ghozali, dan lain-lain.

Maka solusi terakhir yang harus dilakukan KPK adalah mengembalikan kepercayaan publik. Agar dukungan besar-besaran yang pernah didapat saat kasus Cicak vs Buaya hari ini bisa hadir kembali.

Pertama, KPK harus membantah tudingan aktivis PMII bahwa KPK sudah dalam kendali kelompok lain dan menargetkan kelompok tertentu. Netralitas KPK bisa ditunjukkan dengan menetapkan status tersangka kepada menteri-menteri lainnya yang sudah terindikasi kuat melakukan korupsi.

Menteri yang dimaksud misalnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Enggar sudah tiga kali tidak menggubris panggilan KPK. Padahal jelas sekali mantan anggota DPR Bowo Sidik Pangarso mengaku disuap Rp 2 miliar oleh Enggar untuk mengurus Permendag soal Gula Putih.

Kasus lainnya adalah dugaan korupsi impor pangan. Ekonom terkemuka Rizal Ramli sudah melaporkan korupsi impor pangan ke KPK pada 23/10/2018. Tak tanggung-tanggung, kerugian akibat impor pangan mencapai Rp 24 triliun.

Kedua, KPK harus berani membongkar kasus-kasus kakap. Misalnya, BLBI, Century, Reklamasi, dll. Selama KPK masih bergaya seperti sekarang hanya meng-OTT kasus-kasus kecil, maka jangan berharap dukungan besar akan hadir.

Harapannya, KPK segera berubah. Jangan sampai KPK menjadi hamburger yang siap disantap oleh para koruptor!

Penulis adalah Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (PRIMA)

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya