Berita

Foto/Net

Bisnis

Ketergantungan Impor Ganjal Laju Ekonomi...

Pertumbuhan Kuartal III-2018 Cuma 5,17 Persen
RABU, 07 NOVEMBER 2018 | 08:06 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pemerintah diingatkan untuk mengendalikan impor. Sebab kenaikannya cukup signifikan pada kuartal III-2018. Sudah tidak sehat untuk tata kelola perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 hanya tumbuh sebesar 5,17 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan per­tumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 5,27 persen.

Ekonom Institute for Develop­ment of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhin­egara menilai, pertumbuhan kuartal III-2018 lebih rendah karena terdapat beberapa tan­tangan seperti penurunan harga komoditas perkebunan seperti sawit dan karet.

"Penurunan harga itu mempen­garuhi kinerja ekspor. Makanya kinerja ekspor hanya tumbuh 7,52 persen," ungkap Bhima ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

"Penurunan harga itu mempen­garuhi kinerja ekspor. Makanya kinerja ekspor hanya tumbuh 7,52 persen," ungkap Bhima ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

Selain itu, papar Bhima, kon­sumsi rumah tangga stagnan di 5,01 persen. Masalah ini perlu menjadi perhatian utama pemerintah karena kontribus­inya hanya 55,26 persen. Angka tersebut menurun dibanding kuartal III-2017 yakni 55,73 persen. Penurunan ini diluar dugaan karena pada kuartal III-2018 ada pergelaran Asian Games. Momentum itu ternyata tidak besar mendorong kon­sumsi. Hanya berefek lokal di Jakarta dan Palembang saja. Menurutnya, pemerintah harus segera mencarikan solusinya untuk mendorong konsumsi. Apalagi saat ini, masyarakat sedang menghadapi kenaikan bunga kredit, pelemahan kurs rupiah, dan tekanan harga ba­han bakar minyak (BBM) non subsidi.

Penyebab lainnya laju ekono­mi turun, disebutkan Bhima, dampak kenaikan impor. Ke­naikannya juga menggerus per­tumbuhan ekonomi. "Bisa dicek bahwa growth impor 14,06 persen dengan porsi yang makin besar. Impor naik dari 18,84 persen pada kuartal II- 2017 menjadi 22,81 persen pada kuar­tal III-2018. Ini kan tidak sehat karena kita semakin bergantung pada barang impor," terangnya.

Ketua Umum Asosiasi Pen­gusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai, pertumbuhan ekonomi kuartal- III 2018 masih sesuai dengan ekspektasi, kendati lebih rendah dari kuartal sebelumnya.

"Pertumbuhan ekonomi kan diperkirakan sepanjang tahun ini maksimal 5,2 persen," ungkap Hariyadi.

Hariyadi menuturkan, perlam­batan pertumbuhan ekonomi se­jalan dengan proyeksi penurunan kinerja investasi. Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Pena­naman Modal (BKPM) realisasi investasi kuartal III-2018 turun 1,6 persen menjadi Rp 173,8 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 176,6 triliun. "Banyak investor dari luar menunda investasi. Penyebabnya macam-macam. Dari dalam neg­eri salah satunya masalah daya beli masyarakat," ujarnya.

Menurut Hariyadi, daya beli masyarakat semua level dari bawah, menengah, dan atas, belum stabil.

Secara umum, Hariyadi me­mandang, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih oke. Pelaku usaha tidak terlalu risau. Karena, realisasinya masih dalam batas prediksi Apindo. "Kalau masih di atas 5 persen, masih sesuai proyeksi teman-teman pelaku usaha," imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Pe­neliti Center of Reform on Eco­nomics (Core) Indonesia Piter Abdullah Redjadalam mengaku terkejut dengan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018. "Kami agak surprise ya, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,17 persen. Karena, banyak yang perkiraan melambat ke kisaran 5,1 - 5,15 persen," katanya.

Dia menyoroti perbedaan data investasi antara BKPM dengan Badan Pusat Statistik (BPS) tentang pertumbuhan envestasi. Mengacu pada data BPS, in­vestasi meningkat cukup besar pada kuartal III menjadi 6,96 persen dari kuartal II sebesar 5,87 persen. "Peningkatan itu tidak terprediksi. Kenaikan di luar du­gaan," pungkasnya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya