Berita

Presiden Jokowi/Net

Bisnis

Presiden: Potensi Kelautan Besar Tapi Marak Kejahatan

SELASA, 30 OKTOBER 2018 | 10:18 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Presiden Jokowi mendorong berbagai persoalan kelautan segera diselesaikan. Misalnya tumpang tindih klaim wilayah antar negara. Menu­rutnya, permasalahan tersebut harus diselesaikan melalui negosiasi dan berdasarkan hukum internasional. Karena, jika tidak maka sengketa laut antar bangsa dapat mengancam stabilitas.

"Kita melihat jelas tantangan ke depan laut. Kejahatan di laut makin marak. Misalnya dalam kejahatan illegal fishing, jumlah ikan yang diambil secara ilegal total sekitar 2,6 juta ton per tahun. Jumlah tersebut setara dengan 10-20 miliar dolar AS," ungkap Jokowi saat membuka Our Ocean Conference (OOC) di Bali, kemarin.

Selain pencurian ikan, lanjut Jokowi, kejahatan di luar yang juga kerap terjadi seperti perompakan, pedagangan manusia dan penyelundupan. Belum lagi masalah lain seperti polusi dan kerusakan terumbu karang.


"Jangan terlambat berbuat untuk laut kita. Kita butuh revolusi mental untuk menangani laut secara berkesinambungan," ujarnya.

Jokowi menjelaskan, laut me­megang peranan penting dalam perekonomian dunia. Lebih dari 90 persen total volume perda­gangan dunia dilakukan melalui laut. Lebih dari 40 persen nilai perdagangan dunia juga dilaku­kan melalui laut.

Bahkan, sebanyak 61 persen total hasil produksi minyak mentah dunia juga didistri­busikan melalui laut. "Laut merupakan tumpuan hidup peradaban manusia. Ratusan juta manusia hidup tergan­tung pada sektor perikanan dan rantai pasoknya. Belum lagi sumber alam lain yang terkandung di laut. Itulah gam­baran pentingnya laut bagi kehidupan kita dan masa depan umat manusia," jelasnya.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, sudah ada 633 komitmen dalam OOC. Kini, yang diperlukan bagaimana mengaplikasikan kesepakatan komitmen.

"Saya berharap melalui kon­ferensi ini dihasilkan komit­men dan transparansi untuk mengembangkan mekanisme nyata untuk menagih semua janji komitmen yang kita beri," katanya.

Sekadar informasi, Indo­nesia terpilih menjadi tuan rumah OCC 2018. Acara internasional yang akan dihadiri oleh delegasi dari sekitar 160 negara tersebut akan dige­lar di Bali pada tanggal 29 hingga 30 Oktober. Ada enam topik utama yang dibahas. Yaitu perikanan tangkap yang berkelanjutan, perubahan iklim, keamanan laut, keber­lanjutan ekonomi laut, polusi laut, dan area kawasan laut yang dilindungi. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya