Presiden Jokowi mendorong berbagai persoalan kelautan segera diselesaikan. Misalnya tumpang tindih klaim wilayah antar negara. MenuÂrutnya, permasalahan tersebut harus diselesaikan melalui negosiasi dan berdasarkan hukum internasional. Karena, jika tidak maka sengketa laut antar bangsa dapat mengancam stabilitas.
"Kita melihat jelas tantangan ke depan laut. Kejahatan di laut makin marak. Misalnya dalam kejahatan illegal fishing, jumlah ikan yang diambil secara ilegal total sekitar 2,6 juta ton per tahun. Jumlah tersebut setara dengan 10-20 miliar dolar AS," ungkap Jokowi saat membuka Our Ocean Conference (OOC) di Bali, kemarin.
Selain pencurian ikan, lanjut Jokowi, kejahatan di luar yang juga kerap terjadi seperti perompakan, pedagangan manusia dan penyelundupan. Belum lagi masalah lain seperti polusi dan kerusakan terumbu karang.
"Jangan terlambat berbuat untuk laut kita. Kita butuh revolusi mental untuk menangani laut secara berkesinambungan," ujarnya.
Jokowi menjelaskan, laut meÂmegang peranan penting dalam perekonomian dunia. Lebih dari 90 persen total volume perdaÂgangan dunia dilakukan melalui laut. Lebih dari 40 persen nilai perdagangan dunia juga dilakuÂkan melalui laut.
Bahkan, sebanyak 61 persen total hasil produksi minyak mentah dunia juga didistriÂbusikan melalui laut. "Laut merupakan tumpuan hidup peradaban manusia. Ratusan juta manusia hidup terganÂtung pada sektor perikanan dan rantai pasoknya. Belum lagi sumber alam lain yang terkandung di laut. Itulah gamÂbaran pentingnya laut bagi kehidupan kita dan masa depan umat manusia," jelasnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, sudah ada 633 komitmen dalam OOC. Kini, yang diperlukan bagaimana mengaplikasikan kesepakatan komitmen.
"Saya berharap melalui konÂferensi ini dihasilkan komitÂmen dan transparansi untuk mengembangkan mekanisme nyata untuk menagih semua janji komitmen yang kita beri," katanya.
Sekadar informasi, IndoÂnesia terpilih menjadi tuan rumah OCC 2018. Acara internasional yang akan dihadiri oleh delegasi dari sekitar 160 negara tersebut akan digeÂlar di Bali pada tanggal 29 hingga 30 Oktober. Ada enam topik utama yang dibahas. Yaitu perikanan tangkap yang berkelanjutan, perubahan iklim, keamanan laut, keberÂlanjutan ekonomi laut, polusi laut, dan area kawasan laut yang dilindungi. ***