Berita

Dahlan Iskan (kiri)/Repro

Dahlan Iskan

Janji ke Baekdu Harapan ke Halla

KAMIS, 25 OKTOBER 2018 | 05:26 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

INI drama kedua. Kelanjutan dari drama April di Pamunjom.

Begitu tulus. Kim Jong-Un menerima kedatangan Moon Jae-In. Di drama kedua ini. Bulan lalu. Seperti dua bersaudara. Seperti sudah melupakan ini: dua negara itu resminya masih dalam status perang. Hanya sedang dalam masa gencatan senjata.
Di Pyongyang Moon Jae-In diterima di stadion terbesar di dunia itu. 120 ribu rakyat Korut menyambutnya. Dengan hangat. Dengan meriah. Memenuhi tempat duduk stadion.
Masih ada 100 ribu orang lagi: memainkan berbagai atraksi. Di tengah stadion.


Moon Jae-In menyaksikan atraksi itu dengan banyak bertepuk tangan. Satu jam kemudian ia menoleh ke tempat duduk Kim Jong-Un. Berbicara sesuatu.
Ternyata Moon Jae-In minta izin: bolehkah menyampaikan sesuatu langsung pada rakyat Korut? Ia minta ijin untuk berpidato.

Mendengar permintaan itu Kim Jong-Un langsung berdiri. Menuju mikrofon. Memberitahukan bahwa tamunya akan berpidato. Agar rakyat mendengarkan baik-baik. Tepuk tangan menggemuruh.

Acara malam itu memang tidak pakai MC. Semua mengalir begitu saja. Entah sudah diskenario atau tidak.

Selesai Kim Jong-Un memberi kata pengantar, Moon Jae-In berdiri. Pidato. Pendek. Lima menit. Tapi mendalam. Tepuk tangan menggemuruh.

Moon Jae-In memuji habis rakyat Korea Utara. Dan pemimpin mereka. Dalam satu istilah bahasa Korea. Yang artinya panjang: sebuah negara yang antara rakyat dan pemimpinnya bersatu dalam satu tekad dan satu hati.

Begitu mengesankan acara malam itu.
Keesokan harinya ada yang aneh: Moon Jae-In tidak jadi pulang. Di luar jadwal, presiden Korea Selatan itu ke gunung Baekdu. Yang harus ditempuh dengan pesawat. Satu jam penerbangan.
Rupanya Moon Jae-In ingat. Ia pernah berjanji pada Kim Jong-Un. April lalu. Saat keduanya berjalan bergandengan. Di Pamunjom. Di perbatasan.

Gandengan tangan yang sangat legendaris itu.
Janji Moon Jae-In adalah: suatu saat akan ke gunung Baekdu. Yang sering juga disebut gunung Baektu.

Janji itu sangat mengena di hati orang Korea Utara. Menandakan pengakuan terhadap simbol bersama dua Korea.

Baekdu adalah gunung tertinggi di semenanjung Korea: 2.956 meter. Letaknya di ujung utara Korea Utara. Di perbatasan antara Korea dan Tiongkok.
Gunung Baekdu dipercaya sebagai asal usul bangsa Korea. Dari situlah suku asli Korea berasal. Leluhur tertua. Sebelum akhirnya menyebar.  Ke seluruh Korea. Berlanjut ke pulau-pulau di timur. Yang sekarang disebut Jepang.
Orang Korea menganggap Baekdu sebagai gunung bertuah. Mistis. Ziarah ke sana merupakan satu keharusan.

Dari gunung ini pula bapak pejuang Korea Utara memulai perlawanannya: Kim Il-Sung. Melawan Jepang. Sejak umur 14 tahun. Kakek Kim Jong-Un itu.
Waktu terdesak dulu Kim Il-Sung mundur jauh ke Baekdu. Untuk kembali menyusun kekuatan. Lalu membebaskan seluruh Korea. Dari penjajahan Jepang.

Baekdu berarti selalu putih. Puncaknya selalu bersalju.

Gunung ini sangat tua. Sebelum tahun masehi Baekdu sangat tinggi. Lalu meletus dahsyat. Tercatat sebagai salah satu dari lima letusan gunung terbesar dalam sejarah dunia.

Yang terbesar adalah letusan gunung di Yunani. Yang bekas gunungnya sampai menjadi teluk: Santorini. Yang kini menjadi daerah tujuan wisata paling populer di Yunani: Pulau Santorini.

Yang terbesar ketiga dan keempat adalah gunung Tambora dan gunung Samalas. Dua-duanya di NTB, Indonesia. Gunung Samalas lenyap sama sekali. Tinggal anaknya: Rinjani. Letusan terbesar kelima ada di Selandia Baru.

Di puncak gunung Baekdu pun sampai tercipta kawah. Berbentuk danau. Seperti di gunung Toba, di Sumut.

Di Korea juga ada kepercayaan: segala hal tercipta secara berpasangan. Baekdu pun punya pasangan: gunung Halla. Lokasinya di pulau paling selatan Korea Selatan.

Baik Du dipercaya sebagai suami. Halla adalah istri.
Dalam legenda Korea diceritakan: ada terowongan air besar di bawah sana. Yang menghubungkan gunung Baekdu dan gunung Halla.
Dua gunung itu bukan main populernya. Sama-sama jadi pusat wisata.

Maka mempersatukan dua Korea adalah mendekatkan kembali suami istri itu. Yang dipisahkan oleh penjajahan Jepang.

Moon Jae-In sudah ke Baekdu. Kapan Kim Jong-Un ke Halla? [***]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya