Berita

Gempa/Net

Nusantara

Apakah Gempa Lombok Bisa Merembet Ke Bali Terus Ke Jawa Timur? Bisa

RABU, 22 AGUSTUS 2018 | 19:12 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

JALUR sesar naik Kendeng di Jawa Timur yang membatasi Zona Kendeng dengan Zona Randublatung, Genesa atau mula kejadiannya hampir sama dengan Flores Back Arc Thrust system yang jadi tempat berlangsungnya gempa Lombok.

Mula jadi penyebabnya adalah tekanan penunjaman terus menerus dari arah selatan oleh lempeng Samudra Hindia ke bawah busur kepulauan/Pulau Jawa-Nusa Tenggara yang sempat “ditahan” oleh kehadiran jajaran gunung api di jalur magmatik, tapi kemudian “lepas energi”-nya karena sudah melewati “daya-tahan” jalur gunung api untuk menahan tekanan dari selatan.

Hanya saja, kalau munculnya Flores Back Arc Thrust itu di Laut Utara Flores-Sumbawa-Lombok-Bali, kalau di Jawa Timur, ekspresi permukaannya ada di sepanjang Selat Madura terus berlanjut ke darat di sepanjang Lembah Brantas-Bengawan Solo.

Akar sebelah selatan dari Thrust Fold Belt System ada di Lereng-lereng Utara jalus Gunung Api: Rinjani-Agung-Ijen-Semeru-Bromo-Arjuno Welirang-Lawu.

Di akar-akar selatan dari Thrust Fold Belt System itulah kemarin pergerakan-pergerakan blok sesar naik, terjadi dalam beberapa segmen.
Kejadian serupa bisa saja memicu pelepasan energi yang sama di Lereng-lereng Utara jalur Gunung Api Jawa Timur.

Pengamatan-Kesiapsiagaan-Mitigasi bisa dilakukan untuk Jawa Timur. Caranya dengan meng-eplot time series keaktifan (seismisitas) gunung-gunung api aktif sepanjang jalur Ijen-Semeru-Lawu di Jawa Timur dan atau dengan memasang beberapa GPS Station di titik-titik tertentu di bagian Selatan zona Kendeng, di Utara jalur Gunung Api untuk melihat pola kenaikan elevasi karena menahan tekanan dari arah selatan.

Kapan akan terjadi? Belum ada yang tahu bagaimana memprediksinya. Memang sampai sekarang tidak ada yang mempelajari secara khusus pergerakan patahan-patahan Kendeng di Jawa Timur.

Lagi pula kalaupun sudah dipelajari, teuteup saja prediksi “kapan terjadinya” masih dengan pendekatan statistik prababilitas yang biasanya dinyatakan dalam skala waktu geologi. Dimana kisaran ketelitiannya bisa plus-minus 25 tahunan (kisaran ketelitian carbon dating dikurangi kisaran ketelitian hasil regresi linear statistik kejadian gempa Kendeng).

Apakah pergerakan Flores Back Arc Thrust bisa memicu (atau “menyetrum” alias “nggarai”) pergerakan Thrust Fold Belt System Kendeng di Jawa Timur? Bisa saja. Tapi ya itu tadi, kita tidak tahu kapan hal itu bisa terjadi. Kita semua belum mempelajari aktivitas Zona Kendeng. Geometri segmen-segmennya seperti apa, keaktivannya bagaimana dan sebagainya.

Jadi apakah dia bisa “kesetrum” Gempa Lombok dalam waktu dekat? Kita juga belum tahu. Namun, paling tidak secara teori dan pemahaman Tektonik Modern, kita tahu itu mungkin saja terjadi. Dan yang lebih penting adalah ramai-ramai mulai lebih peduli.

Pelajari geologi kebencanaan daerah masing-masing. Sesar-sesar yang ada di sekitar kita musti diteliti. Jangan kalau sudah kejadian, baru ramai-ramai turun ke lapangan dan membuat justifikasi. Ayo Mitigasi, Mitigasi dan Mitigasi.

Berikut saya sertakan puisi yang ditulis tiga tahun lalu:

Gempa Bumi Dan Tsunami Di Indonesia Ini Seperti “Kematian”

Untuk apa juga memprediksi kapan kita mati.
Jauh lebih manfaat mempersiapkan diri, kapanpun mati itu jadi.
Karena mati itu PASTI.

Untuk apa juga memprediksi kapan gempa dan tsunami lagi di sini.
Jauh lebih manfaat mempersiapkan diri, kapanpun peristiwa itu terjadi
Karena gempa dan tsunami di sini itu PASTI.

Perkuatlah Imanmu, Perkuat Bangunan Tempat Tinggalmu

Buatlah jalan ke surgamu, Bangunlah Jalur Evakuasimu.

Beramal soleh-lah untuk sekitarmu, Perkuat sistim tanggap bencanamu

Rajin-rajinlah memakmurkan tempat ibadahmu, Rajin-rajinlah riset Geologi Kebencanaanmu.

Gempa bumi dan tsunami di sini seperti mati

Tak banyak manfaat waktunya diprediksi

Kalau besarannya,
Lokasinya,
Efek sampingnya,
Hubungannya dengan sumberdaya,
Penyebaran gelombangnya,
Run-up-nya,
Inundasinya,
Daerah paling amannya dan sejenisnya, itu semua perlu, penting dan kifayah untuk diuraikan.
Karena langsung bisa kita manfaatkan untuk “menghadapinya”
Karena tidak sia-sia Allah menciptakan semuanya..

Kalaupun toh sampai ilmu-mu memprediksi waktunya,
manfaatkanlah baik-baik untuk yang lainnya.

Gempa bumi dan tsunami di sini seperti mati
Tak banyak manfaat waktunya diprediksi
Bersiap diri jauh lebih berguna
Daripada sibuk menduga kapan tiba waktunya.
[***]

Andang Bachtiar
Geologist Merdeka, Mantan ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya