Berita

Politik

Daya Tawar PKS Di Pilpres Semakin Tipis

SELASA, 17 JULI 2018 | 02:34 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Konflik internal yang berkepanjangan di internal PKS diperkirakan akan mengakibatkan banyak suara kader yang kemungkinan pindah pada Pilpres 2019.

Pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan, suara abstain artinya tidak akan memilih pasangan capres-cawapres yang diusung PKS atau yang diusung di luar PKS alias golput.

"Pengaruh konflik di tubuh PKS akan sedikit banyak membuat suara kader yang akan absten alias goput. Dalam artian tidak akan memilih pasangan yang diusung PKS atau yang diusung di luar koalisi PKS," ujar Ray di Jakarta, Senin (16/7).


Ray menambahkan, potensi suara PKS bisa banyak yang abstain jika konflik tidak secepatnya diselesaikan. Apalagi jika PKS dalam pilpres tidak mengusung kader sendiri dalam koalisi.

"Sekarang kan PKS sudah mulai protes, agar menjadi cawapres dalam koalisi dengan Prabowo, tapi di sisi lain kadernya tidak juga didorong," katanya.

Selain itu, menurut Ray, konflik yang terjadi dengan banyaknya caleg PKS yang mengundurkan diri, membuat daya tawar PKS makin berkurang di koalisi Prabowo. Sebetulnya, jika daya tawar PKS kuat, maka sejak awal Prabowo tidak masalah memilih kader PKS sebagai cawapres.

"Sekarang kan ada kecenderungan Prabowo mencari cawapres di luar PKS. Jadi untuk sekarang daya tawar PKS sudah tidak dilihat orang," katanya.

Apabila Prabowo memilih cawapres di luar PKS, menurutnya tidak menjadi masalah. Selain karena kecenderungan PKS yang mengunci diri dengan tidak mau berkoalisi dengan Jokowi, ditambah lagi adanya pernyataan resmi PKB yang sudah mendukung Jokowi. Membuat peluang terbentuknya koalisi poros ketiga makin kecil.

"Bergabungnya PKB ke Jokowi menjadi keuntungan bagi Prabowo dalam memilih cawapresnya. Dia tidak harus memilih PKS, jadi ada peluang ke PAN dan Demokrat. Walaupun PKS tidak dilibatkan dalam cawapres, suranya pun kemungkinan besar juga tidak akan memilih ke koalisi Jokowi," tutupnya. [rus]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya