Karsono/Humas Fraksi PKS DPRD Jateng
Kasus gizi buruk di Indonesia bukan cuma terjadi di wilayah Papua, tetapi juga di daerah Jawa Tengah yang masyarakatnya selama ini dianggap relatif sejahtera.
Kasus gizi buruk di Jateng salah satunya terpantau di Kabupaten Purbalingga. Hal ini diungkapkan Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah, Karsono.
Dalam keterangan tertulisnya, Karsono menyebut, masih terdapat 16 kasus gizi buruk yang merupakan sisa penanganan tahun 2017. Sebanyak 16 balita penderita gizi buruk tersebar di beberapa kecamatan. Di Mrebet terdapat enam kasus, sedangkan di Kemangkon, Pengadegan, dan Karangmoncol masing-masing 2 kasus. Sementara di Bukateja, Kejobong, Purbalingga dan Kalimanah masing-masing satu kasus.
Kasus gizi buruk di Purbalingga ini melengkapi kasus gizi buruk di beberapa kabupaten lain di Jateng. Terkait bencana itu, Karsono meminta Pemerintah Daerah mengerahkan semua kemampuan untuk mengatasinya. Segala bantuan yang diperlukan masyarakat Purbalingga harus diberikan dengan cepat. Tim kesehatan yang lengkap juga harus dikirim sampai ke pelosok. Tak kalah penting adalah koordinasi antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat yang harus cepat mengirim tim kesehatan.
"Ini penting untuk memantau kondisi kesehatan masyarakat di sana. Juga harus mengirimkan bahan-bahan makanan untuk memperbaiki gizi di masyarakat sana," tegas Karsono.
Menurutnya langkah tersebut harus dilakukan secara terus-menerus ke semua wilayah, sampai yang terpencil. Tujuannya, agar kasus serupa tidak terulang. Dirinya juga tidak setuju jika pemberian bantuan hanya diberikan saat terjadi kasus gizi buruk.
Yang pasti, kasus gizi buruk tersebut menjadi bukti kelalaian pemerintah dalam memperhatikan kualitas sumber daya manusia di Jateng.
"Terdapat dua penyebab dari munculnya kasus gizi buruk di Kabupaten Purbalingga, yakni masalah kesehatan dan kemiskinan yang belum juga bisa terselesaikan," terangnya.
Dia menyerukan agar Pemprov Jateng kembali fokus pada pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menunjang kemajuan bangsa Indonesia.
Selain Purbalingga, daerah lain di Jateng yang rawan gizi buruk adalah Brebes dengan 82 balita yang menderita gizi buruk per tahun 2016. Surakarta adalah satu-satunya daerah yang bersih dari gizi buruk. Sedangkan Salatiga menjadi daerah dengan jumlah kasus terendah yaitu tiga penderita.
Berdasarkan grafik sisa kasus gizi buruk (menurut indeks berat badan/tinggi badan atau BB/TB) per 30 September 2017, tercatat ada 980 kasus gizi buruk di Jateng. Jumlah terbanyak adalah di Kabupaten Brebes dengan 107 kasus, disusul Kabupaten Banyumas 70 kasus, dan Kabupaten Tegal dengan 61 kasus.
"Namun, gizi buruk yang dialami warga Brebes bukan karena kurang makan, melainkan infeksi penyakit. Sampai saat ini, ada 107 kasus gizi buruk dari laporan 38 puskesmas di Kabupaten Brebes," jelas Karsono lagi.
Karsono menyarankan pemerintah mengoptimalkan berbagai cara untuk mengantisipasi gizi buruk yang masih terjadi di Jateng. Misalnya dengan perbaikan asupan nutrisi, melakukan pengobatan, meminimalisir kebiasaan buruk, memaksimalkan keseimbangan ekonomi, serta sosialisasi ASI eksklusif.
“Faktor ekonomi tidak selalu menjadi penyebab anak kekurangan gizi. Penyebab lainnya adalah anak tidak mendapatkan ASI. Tak heran jika umumnya anak mengalami kekurangan gizi pada usia 6 bulan ke atas," pungkasnya.
[ald]