Berita

Rita (kanan)

Politik

KPAI Tepis Anggapan PBNU FDS Membuat Anak-Anak Jadi Radikal

SENIN, 14 AGUSTUS 2017 | 08:25 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Penyebab tumbuhnya radikalisme di masyarakat termasuk anak-anak disebabkan oleh banyak faktor. Tidak ada unsur tunggal yang membuat anak suka dunia kekerasan.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Rita Pranawati. Dia menegaskan terlalu menyederhanakan persoalan kalau menyebut full day school akan memunculkan generasi radikal.

"Tidak bisa dilihat dari satu unsur saja. Ada pola asuh, tontotan, ajaran agama yang tidak tepat," ungkap Rita saat dihubungi pagi ini.


Rita sendiri meminta publik untuk melihat kembali Permendikbud 23/2017 tentang Hari Sekolah yang menjadi sorotan yang sebagian kalangan. Karena Permendikbud tersebut tidak membahas soal FDS, namun jauh lebih penting Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Dengan PPK tersebut, kata dia menambahkan, cakupan belajar menjadi semakin luas. Karena tempat belajar tidak hanya di kelas, tapi juga di lingkungan termasuk bekerja sama dengan Madrasah Diniyah (diniyah). "Tanggung jawab guru juga lebih luas," paparnya.

Dia mengingatkan perubahan pola pengasuhan anak dalam keluarga juga harus diperhatikan. Saat ini 75 persen keluarga mengalihkan pengasuhan anak. "Ini juga bagian penting yang harus disikapi," tegasnya.

Menurutnya, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dengan delapan jam belajar sehari tersebut, menjadi salah satu alternatif dari perubahan pola pengasuhan tersebut. "Ini menjadi salah satu alternatif. Orang tua nyaman. Karena (anak) lebih terkontrol," tandasnya.

Apalagi, kata dia, berdasarkan temuan Tim Peneliti Bidang Pendidikan Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, Madin mempunyai potensi dan peluang untuk diintegrasikan ke sekolah. Sukabumi salah satu contoh daerah yang sudah menerapkan.

Namun terlepas dari itu, dia meminta publik untuk menahan diri. Tidak lagi memperdebatkan soal sistem belajar 8 jam sehari tersebut. "Saya kira Presiden sudah menyatakan ini bukan wajib, hanya opsional. Sekarang Presiden sedang menyiapkan Perpresnya," tandasnya.

Sebelumnya Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj menegaskan full day school membuat anak tidak bisa mengaji, tidak mengenal akhlak. Karena anak-anak pulang sore sehingga tidak ada waktu belajar lagi.

Penerapan FDS ini membuat terkikisnya nilai-nilai yang diajarkan di pesantren. "Maka saya jamin akan muncul generasi radikal," kata Said. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya