Para pengusaha Bolivia menyatakan minat untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan kerjasama bisnis dengan Indonesia.
Minat itu disampaikan oleh para pengusaha Bolivia yang tergabung dalam Kamar Industri, Dagang, Jasa dan Pariwisata Santa Cruz atau Camara de Industria, Comercio, Servicio y Turismo (CAINCO) dalam acara Business Forum bertajuk Peluang Bisnis Indonesia-Bolivia yang digela KBRI Lima di Santa Cruz, Bolivia, 27 Juli lalu.
Duta Besar RI Lima Moenir Ari Soenanda menyampaikan bahwa business forum ini dimaksudkan sebagai forum untuk membangun hubungan dengan asosiasi bisnis dan pengusaha Bolivia, mempromosikan peluang ekonomi dan bisnis yang terbuka dan dapat dimanfaatkan pengusaha Bolivia.
"Termasuk mengenalkan kekayaan alam dan potensi yang dimiliki Indonesia kepada para pengusaha," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada redaksi, Rabu (9/8).
Moenir menyatakan bahwa hubungan bisnis dan perdagangan antara Indonesia dan Bolivia dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan positif. Tercatat, tahun 2016 ekspor Indonesia mencapai 30,47 juta dolar AS, 2015 sebesar 39,17 juta dolar AS dan 2014 senilai 34,82 juta dolar AS.
"Ekspor Bolivia tahun 2016 sebesar 15.490 dolar AS antara lain berupa tepung cereal (cereal flour). Ekspor tertinggi dicapai tahun 2015 senilai 128.612 dolar AS. Tahun 2014 mencapai 34.827 dolar AS," urainya.
Dalam perdagangan bilateral, saat ini Indonesia merupakan mitra dagang ke-73 sebagai tujuan ekspor Bolivia, dan mitra dagang ke-26 sebagai sumber impor. Produk-produk Bolivia yang potensial memasuki Indonesia antara lain adalah susu bubuk, soyabeans, tepung kedelai, cake kedelai dan citrus lemon.
"Selain itu, ada juga produk tambang seperti zinc dan tembaga (copper)," sambung Moenir.
Pada dasarnya terdapat peluang besar untuk mengembangkan hubungan bisnis dan perdagangan antara kedua negara. Untuk mengetahui lebih mendalam dan mengeksplorasi peluang bisnis adalah melalui partisipasi pada pameran dagang dan industri. Dengan menghadiri pameran dagang, para pengusaha akan dapat bertemu langsung dengan pengusaha Indonesia, produsen, dan eksportir dari berbagai produk indsutri.
"Salah satu pameran penting untuk melihat dan mengeksplorasi produk Indonesia adalah pameran 32nd Trade Expo Indonesia (TEI) 2017 tanggal 11 hingga 15 Oktober 2017," sambungnya.
Sementara itu, Wakil Presiden CAINCO, Mrs Rosario menyatakan bahwa pihaknya sempat berpikir tidak mungkin adanya hubungan perdagangan luar negeri. Namun setelah melalui forum tersebut, mereka sekarang menjadi suatu yang mungkin (possible).
Menurutnya, perdagangan dengan Asia adalah sesuatu yang mungkin dan peluang untuk melakukan perdagangan dengan negara seperti Indonesia akan memberikan harapan besar bagi pengusaha Bolivia.
"Pada hari ini kita akan mendapatkan informasi tentang ekonomi dari negara yang sebelumnya menghasilkan bahan baku (raw materials) ke produk dengan nilai tambah tinggi (high value added). Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Indonesia adalah menjadi bagian dari G20, kelompok negara dengan ekonomi terbesar di dunia," ujarnya.
"CAINCO dengan senang hati siap untuk meningkatkan hubungan bisnis dengan Indonesia," tutupnya.
[ian]