Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

ARTIKEL JAYA SUPRANA

Hindu Di Indonesia

MINGGU, 14 MEI 2017 | 21:02 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

DI tengah suasana bangsa Indonesia dituduh intoleran akibat seorang warga Indonesia dihukum 2 tahun penjara atas dakwaan penistaan agama, seorang sahabat merangkap mahaguru filsafat Hindu saya, Kobalen sempat berbaik hati mengundang saya berkunjung ke kuil Hindu di Jalan Pasar Baru Timur nomor 10, Jakarta Pusat.

Di kuil Hindu di bantaran Sungai Ciliwung itu saya tertegun ketika melihat sebuah lukisan terpampang di dinding menampilkan Kuil Emas di Amritsar, Punjab, India. Setahu saya Kuil Emas di Amritsar itu adalah bukan kuil agama Hindu namun kuil agama Sikh. Maka saya bertanya kepada Mas Kobalen bagaimana sebuah lukisan kuil Sikh dipasang di dinding kuil Hindu.

Mas Kobalen menjelaskan bahkan kuil yang saya kunjungi di Jalan Pasar Baru Timur nomor 10, Jakarta Pusat itu memang bukan kuil agama Hindu seperti yang saya duga tetapi kuil agama Sikh. Rasa terharu langsung menyelinap di lubuk sanubari saya, sebab sejak lama saya menghormati agama Sikh sebagai satu di antara sekian banyak agama yang hadir di planet bumi.


Memang saya belum sempat berkunjung ke Kuil Emas di Amritsar namun saya sempat berkunjung ke beberapa kuil Sikh di New Delhi di mana saya senantiasa disambut dengan penuh ramah tamah oleh umat Sikh yang selalu dengan penuh kesabaran menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan mengenai agama Sikh. Kebetulan pula seorang sahabat saya yang merangkap mahaguru hak asasi manusia saya, Dr. Harbrinderjit Singh Dillon atau lebih dikenal dengan nama H. S. Dillon yang mantan Direktur Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Pemerintahan yang selalu tampil bersorban adalah Sikh.

Agama Sikh percaya akan satu Tuhan. Pendirinya adalah Guru Nanak  yang dilahirkan sebagai Nanak Dev pada tahun 1469 di Nankana Sahib, sekitar 40 kilometer dari Lahore. Guru Nanak yang dilahirkan di keluarga Hindu, mendapat wahyu pada suatu pagi hari di tahun 1499. Pria yang saat itu berusia 30 tahun, lalu menyerahkan semua harta yang dimilikinya. Kemudian ia melakukan perjalanan keliling negeri sebagai pengkhotbah agama Sikh, untuk menyebarkan kepercayaaannya pada satu Tuhan.

Guru Nanak tidak mengakui perbedaan kasta. Persamaan derajat antar manusia yang ditegaskan Sikhisme juga termasuk pria dan wanita memiliki hak yang sama. Ajaran Guru Nanak dan sembilan Guru setelahnya tercatat dalam kitab suci Sikh "Guru Granth Sahib". Kuil Sikh disebut Gurdwara atau "gerbang menuju Guru". Setiap orang, tidak peduli agama, ras, suku, bangsa, jenis kelamin, bisa makan bersama dua kali sehari di kuil Sikh. Waktu  berkunjung ke Kuil Sikh di kawasan Pasar Baru bantaran Ciliwung, saya juga dengan penuh ramah tamah diundang untuk makan siang oleh para umat Sikh yang hadir di sana.

Dari kunjungan ke Kuil Sikh di bantaran Ciliwung, Jakarta, mata hati saya terbuka untuk melihat kenyataan bahwa agama Sikh diterima di Indonesia bersama Hindu Bali, Hindu Sunda, Hindu Wiwitan, Hindu Jawa, Hindu Karo, Hindu Toraja, Hindu Tengger, Hindu Budha, Hindu Alukta, Hare Krisna dan lain-lain ke dalam satu wadah yaitu agama Hindu sama halnya dengan misalnya Kristen Jawa, Kristen Batak, Kristen Pasundan, Saksi Yehova, Bala Keselamatan, Adven, Calvinis, Reformis, Methodis, Bethel, Pantekosta, Mormon, Baptis, Protestan, Anglikan, Katolik Ortodoks, Katolik Roma dan lain-lain masuk ke satu wadah yaitu agama Kristen.

Maka saya melihat kenyataan bahwa jati diri semangat toleransi, pluralis serta Bhinneka Tunggal Ika saling menghargai dan saling menghormati antara umat beragama nyata hadir secara khas Indonesia di persada Nusantara masa kini. [***]

Penulis adalah orang yang menghormati semua agama

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya