Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Serangan Tomahawk Ke Shayrat

MINGGU, 09 APRIL 2017 | 06:50 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

PADA Jumat 7 April 2017 waktu setempat, terjadi peristiwa bersejarah di mana militer AS menembakkan 59 rudal Tomahawk ke pangkalan udara Shayrat di dekat Homs, Suriah Barat yang digunakan untuk menyimpan senjata kimia dan pesawat Suriah.

Rudal-rudal Tomahawk ditembakkan secara terarah pada pesawat tempur, landasan udara, pusat pengisian bahan bakar, sistem pertahanan udara dan radar di pangkalan Shayrat.

Rudal-rudal Tomahawk diluncurkan dari dua kapal perang AS, USS Porter dan USS Ross di perairan Mediterania timur. Menurut pengakuan Departemen Pertahanan AS atau Pentagon, pasukan Rusia yang berada di pangkalan Shayrat telah diberitahu mengenai serangan rudal itu lewat hotline khusus militer-ke-militer.


Pentagon mengklaim serangan itu berhasil menyebabkan kerusakan parah atau menghancurkan pesawat Suriah, infrastruktur dan peralatan militer di Shayrat. Pentagon menekankan, serangan tersebut merupakan reaksi langsung atas serangan kimia di Suriah, dan bukan awal dari upaya militer lebih luas terhadap Assad.

Serangan rudal dilancarkan atas perintah Presiden Donald Trump yang diprotes oleh Senator Partai Demokrat, Tim Kaine sebagai inkonstitusional sebab dilakukan tanpa persetujuan Kongres.   

Donald Trump sampai dengan masa kampanye kepresiden senantiasa menegaskan bahwa dirinya tidak pernah setuju campur tangan militer Amerika Serikat terhadap urusan dalam negeri Suriah maka berjanji apabila terpilih sebagai presiden Amerika Serikat pasti akan menghentikan segenap intervensi AS terhadap Suriah. Maka untuk kesekian kali terbukti bahwa menepati janji sama sekali bukan merupakan bagian dari kenyataan sikap dan perilaku seorang pekerja politik sejati. Menepati janji malah tergolong tindakan konyol yang malah rawan membahayakan karier seorang politikus sejati yang wajib bersikap lentur, fleksibel, lincah menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan maka jangan sampai bersikap kesatria menepati janji.

Yang penting diperhatikan secara seksama serta konsekuen konsisten adalah bukan kebenaran namun kepentingan. Maka setiap saat berdasar kepentingan, musuh bisa menjadi kawan dan sebaliknya. Saya pribadi tidak terlalu peduli apalagi merisaukan mengenai Donald Trump ingkar janji. Malah apabila tidak ingkar janji perlu dicurigai apakah sang pelanggar janji itu benar-benar Donald Trump.

Bukan berita jika Trump ingkar janji. Jika Trump menepati janji itu baru berita. Yang jauh lebih menggelisahkan sanubari saya pribadi adalah bagaimana reaksi Rusia terhadap serangan rudal AS ke Suriah 7 April 2017 itu.

Syukur Alahmdullilah, jika tidak ada reaksi Rusia. Namun apabila ternyata ada reaksi Rusia lalu sejauh mana dan dalam bentuk apa reaksi tersebut dilakukan. Tidak ada masalah jika reaksi disampaikan dalam bentuk protes keras sekeras apa pun asal terbatas kekerasan verbal bukan kekerasan ragawi.  

Namun masalah besar rawan timbul apabila reaksi yang dilakukan Rusia dalam bentuk militer pula dan ke sasaran militer mana serangan balik militer ditujukan. Apabila serangan militer Rusia dihadapi Amerika Serikat dengan serangan militer maka saya pribadi layak mulai gelisah dan risau bahwa Perang Dunia ke III akan mulai terjadi seperti dahulu pada tahun 1914 Perang Dunia I berawal akibat pembunuhan pangeran Ferdinand di Sarajewo atau Jerman memulai Perang Dunia II dengan menyerbu masuk Polandia pada tanggal 1 September 1939.[***]

Penulis pendamba damai


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya