Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
UMAT ideal (khaira umah) di masa depan semakin suÂlit diprediksi. Selain kriteria juga muncul fenomena detÂeritorialisasi umat. PerkemÂbangan terakhir umat IsÂlam tidak lagi terkonsentrasi di salah satu negara saja tetapi menyebar dan memÂbaur dengan umat-umat lain. Dalam kondisi seperti ini sudah barang tentu memerlukan kriteria baru di dalam konsep khaira ummah.
Kecenderungan terakhir pola migrasi umat yang sangat cepat dan luas. Perkembangan sains dan teknologi, terutama di sektor transporÂtasi dan didukung pertumbuhan ekonomi umat yang semakin baik, mengharuskan pemimpin umat untuk mengantisipasi sejumlah kemungÂkinan yang mungkin tidak pernah ditemukan di dalam lintasan sejarah. Pola migrasi umat seÂlama dua dekade terakhir menimbulkan wajah baru dunia Islam. Mereka secara besar-beÂsaran melakukan eksodus ke negara-negara maju seperti di Eropa, Amerika, Australia, dan Asia Selatan. Mereka eksodus karena krisis politik, ekonomi, dan sosial di negerinya, teruÂtama di era pasca 'Badai Gurun' (Arab Spring). Banyak di antara mereka terpaksa hijrah ke negara-negara tujuan yang bisa menampungÂnya untuk menyelamatkan diri sambil mencari lahan kehidupan baru.
Menurut Murad W. Hofmann, mantan Direktur Informasi NATO, dalam bukunya "Religion on the Rise, Islam in the Third Millennium", akan memÂberikan dampak hegemoni sosial-politik dunÂia, mengingat Islam adalah sistem ajaran yang menuntut loyalitas kepada penganutnya. Menurut Hofmann, pola migrasi komunitas Islam agak berÂbeda dengan komunitas lain. Secara fisik komunÂtas muslim berada di negara lain, bahkan sudah menjadi warga negara (citizen) atau pemegang green card, tetapi loyalitas terhadap negara asalÂnya masih tetap tinggi. Hal itu disebabkan karena ikatan keagamaan paling dominan. Mereka memÂbayar pajak di negeri barunya tetapi masih memÂbayarkan zakat harta, infaq, shadaqah, dan belanÂja-belanja keagamaan lainnya ke negeri asalnya. Ziarah ke maqam leluhur dan guru-guru spiritual tetap rutin dilaksanakan. Sebagian juga masih membangun rumah di negeri asal termasuk dana yang dikumpulkan diinvestasikan ke negeri asalÂnya. Mereka masih sangat terikat dengan negara asalnya, karena tokoh-tokoh keagamaan kharisÂmatik dari negerinya tetap dijalin. Bahkan secara periodik tokoh spiritual itu didatangkan ke negeri baru ini untuk memberikan pencerahan.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12
UPDATE
Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12
Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33