Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
AKUMULASI kecemasan yang meÂwarnai kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara sering merÂancukan antara radikalisme dengan pembengkakan kualitas umat. Sikap ambivalensi masyarakat dalam mereÂspons perubahan sosial semakin tamÂpak perjalanan reformasi selama lebih dari satu dekade belum menunjukkan arah yang lebih jelas. Pro-kontra dari berbagai pengamat masih saja terus dilancarkan, teruÂtama pertanyaan sekitar persiapan pemerintah di dalam menghantarkan Indonesia ke dalam babak baru peradaÂban dunia. Ada kalangan yang pesimistik, seolah-olah InÂdonesia menjadi negara gagal di dalam menyiapkan diri memasuki babak baru tersebut. Kelompok ini cenderung pesimistik menatap masa depan. Mereka menilai perkemÂbangan masyarakat mengalami stagnan bahkan dekaden, yang ditandai lahirnya masyarakat yang cenderung menÂinggalkan tata karma dan keadaban publik. Sebagian lainÂnya mengkhawatirkan semakin membesarnya populasi kelompok garis keras dengan bertambah sensitifnya kaÂlangan umat (Islam).
Di pihak lain ada kalangan yang over-confidence, bahwa Indonesia sudah on the right track ke arah itu. Buktinya seÂcara kuantitatis pertumbuhan ekonomi makro dan daya saing bangsa Indonesia tidak terlalu jauh dengan negara-negara maju. Bahkan Indonesia satu-satunya di kawasan Asia TengÂgara yang masuk di dalam kelompok negara G-20, dan hanÂya tiga negara berpenduduk mayoritas Islam di dalamnya, yaitu Indonesia, Turki, dan Saudi Arabia. Pandangan kedua ini cenderung memandang kecil masalah sosial-keagamaan yang muncul dan dengan penuh kepercayaan diri mengangÂgap rial-riak gelombang kemsysrakatan akhir-akhir ini sebaÂgai bagian dari kembang-kembang demokrasi dan wujud dari pembengkakan kualitas umat.
Ada lagi kelompok lain mengamati bahwa yang menonÂjol di dalam masyarakat kita akhir-akhir ini tampilnya prestasi kecerdasan umat Islam. Sebelumnya mereka pasrah denÂgan kenyataan, karena memang belum bisa berdaya dari segi pendidikan, ekonomi, kekuatan militer. Kelompok ini lain lebih moderat dan proporsional, yaitu kelompok yang secara obyektif mengakui kemajuan dan keunggulan bangsanya daÂlam beberapa hal naum mengakui juga ada hal-hal yang sanÂgat lemah, bahkan sangat memprihatinkan, seperti persoalan korupsi dan lemahnya SDM secara umum. Kelompok ini cukÂup punya kepercayaan diri dalam menatap masa depan denÂgan catatan harus dengan kerja keras.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12
UPDATE
Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12
Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33