Berita

Nasaruddin Umar/Net

Merawat Toleransi (47)

Mempertahankan Kelompok Moderat

JUMAT, 13 JANUARI 2017 | 08:39 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

KELOMPOK moderat sebagai kekuatan utama NKRI harus dipertahankan. Tidak boleh kelompok ini tergerus ke arah radikal atau liberal. Fenomena terakhir ada kecenderungan kelompok moderat terdegradasi ke kelompok ka­nan dan kelompok kiri, sehingga ke­beradaan kelompok moderat terkesan melemah. Indikatornya bisa kita lihat dengan semakin menyusutnya "su­ara moderat" di media, khususnya di media-media sosial. Bahkan tidak sedikit situs di media sosial mengalirsesatkan kelompok moderat. Contoh ada media yang terang-terangan menuding Nahdlatul Ulama sebagai aliran sesat. Padahal selama ini NU dianggap se­bagai roh kelompok moderat.

Namun di sini perlu ditegaskan, apa yang dimaksud kel­ompok Islam moderat. Orang sering salah persepsi tentang Islam Moderat (baca: Muslim Moderat). Ada kesan orang yang selalu berkostum menyerupai model Timur-Tengah seperti jilbab, cadar, gamis, memelihara jenggot dan cam­bang, menggunakan potongan celana di atas mata kaki, dan atribut ketimur-tengahan lainnya, dianggap bukan muslim moderat. Mereka dikonotasikan dengan muslim garis keras. Apalagi kalau mereka selalu hidup bergerombol atau berja­maah dan sering meneriakkan yel-yel jihad. Islam moderat dianalogikan dengan sosok figur yang berkostum nasional, cukup menggunakan selendang atau kerudung yang menu­tupi sebagian kepala, batik, atau baju koko standar. Pola ibadah biasa-biasa, tidak rutin menjalankan seluruh ibadah-ibadah sunnah yang tidak penting (gair mu'akkad). Pikiran mereka nasionalis, tidak pernah ikut-ikutan berbicara ten­tang isu sensitif seperti ideologi Islam, Perda-perda syari'ah, dan atribut-atribut keislaman lainnya. Mereka juga yang ser­ing ikut-ikutan mencela konsep jihad, dan membatasi seo­lah-olah Islam hanya sebagai agama individu yang sangat personal. Seolah-olah Islam tidak pantas diajak berbicara tentang dunia publik.

Asumsi yang demikian itu tidak benar. Moderat-tidaknya seorang muslim tidak diukur semata-mata dalam pe­nampilan fisik. Moderat lebih ditentukan oleh pikiran dan sikap seseorang terhadap agamanya. Jika pemahaman seseorang terhadap ajaran Islam mendalam dan holistik, maka dengan sendirinya mereka akan bersikap moderat. Islam sesuai dengan namanya. Islam secara harfiah be­rarti moderat, jalan tengah, tunduk dengan kritis, dan pas­rah dengan dalil-dalil ajaran. Islam tidak disebut salam yang cukup hanya memelihara nilai-nilai luhur (values) tetapi juga berisi norma ajaran (values). Islam juga tidak disebut istislam (bentuk khumasi) yang mengisyaratkan kesempurnaan ketaatan, karena bagaimanapun manusia tetap manusia, bukan malaikat yang bebas dari kekhilafan dan kekurangan. Islam ialah islam (bentuk ruba’i) yang menegaskan kejalan-tengahan (moderate system). Ini se­suai dengan penegasan nabi: Khairul umuri ausathuha (sebaik-baik urusan ialah menempuh jalan tengah).


Islam moderat tidak identik dengan Islam liberal, yaitu mereka menoleransi segala segi kehidupan modern tan­pa pernah mengupayakan sikap kritis. Bukan juga mer­eka yang identik dengan "setengah muslim", yang hanya mau menjalankan sebagian ajaran Islam dan meninggal­kan ajaran lainnya. Bukan juga mereka yang menjaga ja­rak dengan muslim garis keras sambil mengamankan diri dengan KTP sebagai muslim dan menjalankan kesale­han secara individual. Bukan juga jika mereka memegang tampuk kekuasaan pemerintahan mengeliminir kebijakan pro-Islam dan mengedepankan kebijakan-kebijakan plu­ralisme dan tidak mempermasalahkan kebijakan sinkretisme. Bukan juga mereka yang termasuk Islam phobi, yang takut terkontaminasi dengan simbol-simbol Islam. ***

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya