Berita

nasaruddin umar:net

Meraih Ketenangan Batin(23)

Mencintai Tamu

SELASA, 14 JUNI 2016 | 09:26 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

MENCINTAI tamu adalah tradisi para Nabi. Mencintai tamu mempunyai efek sig­nifikan untuk menenangkan jiwa. Memberi sesuatu kepada orang lain, khususnya kepada tamu, walau hanya seteguk air, nilainya san­gat tinggi di mata Allah Swt. Contohnya, Nabi Ibrahim tidak mau makan sendirian. Jika tidak ada tamu yang menemaninya ia pergi ke pasar mencari orang yang mau diajak makan bersama. Nabi Muhammad Saw menegaskan dan sekaligus mencontohkan dirinya sebagai orang yang san­gat mencintai tamu, tanpa membedakan jenis kelamin, etnik, dan agama. Bagi umat Islam memuliakan tamu sudah merupakan suatu ke­harusana, sebagaimana ditegaskan Rasulullah: "Akrim al-dhaif walau kana kafiran" (muliakan­lah tamunya walaupun ia seorang kafir). Dalam kitab-kitab Hadis ditemukan suatu bab khusus tentang kemuliaan tamu (takrim al-dhaif).

Nabi Muhammad Saw juga pernah kedatangan tamu non-muslim berjumlah 60 orang, 14 orang di antaranya dari kelompok Kristen Najran. Rombongan tamu dipimpin oleh Abdul Masih. Rombongan ini diterima di Mesjid den­gan penuh persahabatan. Bahkan menurut Mu­hammad ibn Ja’far ibn al-Zubair, sebagaimana dikutip Abdul Muqsith dalam kitab "Al-Shirat al-Nabawiyyah", karya Ibn Hisyam, Juz II, h. 426-428, ketika waktu kebaktian tiba, maka rombon­gan tamu Rasulullah ini melakukan kebaktian di dalam mesjid dengan menghadap ke arah timur. Ia tidak membeda-bedakan tamu ber­dasarkan kelas dan status sosial. Semua tamu­nya bukan hanya dihargai tetapi dicintai.

Nabi Muhammad Saw menerima seorang tamu laki-laki Arab pegunungan, kira-kira semi primitif. Tiba-tiba tamu ini beranjak kesudut mesjid lalu kencing berdiri di situ. Terang saja para sa­habat marah dan bermaksud memukulnya. Akan tetapi Nabi menahannya dan memerintahkan agar kencingnya ditimbun dengan pasir. Bah­kan pernah suatu ketika Nabi menerima tamu tak diundang, seorang yang sudah lama dicari-cari masyarakat karena terkenal sebagai tukang onar. Salahseorang sahabat menghunus ped­ang untuk membunuh orang tersebut, namun ditahan oleh Nabi dan mengatakan, biarkan kita dengankan apa maksud kedatangannya di sini. Sang tamu menyadari kalau dirinya itu seorang penjahat dan telah melakukan berbagai macam dosa dan maksiyat. Ia menjelaskan tujuannya datang menjumpai Nabi, siapa tahu di masa lalu­nya pernah mengerjakan suatu kebaikan maka ia akan menghibahkan kebaikan itu kepada orang yang ditunjuk Nabi. Semua sahabat yang hadir di mesjid tertekun mendengarkan penjelasan itu. Akhirnya kasus ini menyebabkan turunlah ayat: "Innal hasanat yudzhibna al-sayyi’at" (Sesung­guhnya amal kebajikan itu menghapuskan dosa-dosa/perbuatan buruk/Q.S. Hud/11:114).


Dalam kasus lain, ketika Nabi Muhammad Saw sedang melayani tamu dari pembesar Quraisy, tiba-tiba datang tamu lain yang kebetulan buta (Abdullah bin Ummi Maktum) lalu Nabi berpaling dari padanya demi menghargai pembesar Quraisy. Peristiwa ini menjadi sebab turunnya Q.S. Abasa/80:1-2: "Abasa watawal­la, ‘an jaahul a’ma" (Dia bermuka masam dan berpaling. Karena telah datang seorang buta kepadanya". Kita sebagai umatnya selayaknya mencontoh etika dan pribadi Nabi terhadap tamu. Rencana kehadiran Presiden Obama dan rombongannya, terlepas apa dan siapapun mereka, jika bermaksud baik terhadap bangsa Indonesia, maka sebijaksananya kita menerima mereka dengan baik. Mungkin lebih banyak ke­maslahatan bisa dicapai dan lebih banyak ke­mudlaratan bisa ditolak jika kita menerima mer­eka dalam suatu meja, ketimbang kita menolak mereka memasuki perbatasan wilayah kita. Ke­napa harus melalui jalur konflik kalau bisa den­gan jalur damai? Bukankah Allah Swt pernah menegaskan dalam Q.S. al-Nisa’/4:128 "Was-shulhu khair (dan jalur damai itu lebih baik)". Tamu tidak pernah mengurangi jata dan rezki kita bahkan para tamu mengundang turunnya berkah dan rezki dari langit. ***

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya