Berita

foto:net

On The Spot

Tabulasi Hasil Pilkada Serentak Dipantau Petugas Situng 24 Jam

Jaringan Internet Terbatas, Data Dari Papua Lambat Masuknya
SABTU, 19 DESEMBER 2015 | 09:55 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pilkada Serentak 2015 telah seminggu berlalu. Jagoan-jagoan daerah juga sudah diketahui melalui proses hitung cepat (quick count) yang dilakukan berbagai lembaga survei.

Hasil perolehan suara dari tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS) hingga kabupaten/kota juga sudah mulai dikirim ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pusat yang berada di Jalan Iman Bonjol, Jakarta Pusat. Kesibukan Tim Tabulasi Data Pilkada Serentak di KPU pun meningkat.

Hari menjelang sore, Rabu (16/12), Andi tidak beran­jak dari tempat duduknya. Koordinator Help Desk Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) Pilkada Serentak ini, sibuk menggerakkan mouse di tangan kanannya. Matanya tak terpejam melihat grafik data di monitor besarnya.

Sesekali, pria muda ini me­minta bantuan rekannya untuk melihat data daerah yang belum masuk. "Lagi cek daerah mana saja yang belum memasukkanhasil perolehan suaranya ke KPU," kata Andi di Ruang Tabulasi Nasional Pilkada Serentak, Gedung KPU Pusat.

Kesibukan di ruang tabulasi suara begitu terasa. Ruangannya tidak terlalu besar. Lokasinya be­rada di lantai 1, tepat di sebelah ruang recepsionis.

Enam orang sibuk di layar komputernya masing-masing yang berukuran besar. Ada yang bertugas menginput data, mem­buat grafik, memberitahukan ke daerah-daerah yang belum mem­berikan data, hingga membuat laporan ke Komisioner KPU.

"Data dari KPUD tidak perlu repot-repot dilaporkan ke KPU melalui pos atau surat, tapi bisa langsung diupload melalui sistem yang sudah dibuat tim IT KPU," kata Andi.

Alamat situsnya berada di www.Pilkada2015.KPU.go.id. Semua sudah ada prosedurnya, sehingga mudah dilakukan petu­gas-petugas yang sudah dilatih di setiap KPUD di kabupaten atau kota. "Kendalanya hanya di daerah-daerah yang fasilitas in­ternetnya lemah seperti di Papua dan Maluku," ucap dia.

Data yang diupload di sistem tersebut ada empat atau lima form, yaitu C1, D1, DA1, DB1 dan DC W. "Tidak harus bersa­maan uploadnya. Yang penting form yang sudah lengkap itu dulu dilaporkan, dan harus disertai tandatangan dari petu­gas di lapangan. Caranya, mirip pemilihan legislatif dan pemili­han presiden."

Seperti diketahui, form C1 tingkat TPS, form D1 tingkat kelurahan, form DA1 tingkat keca­matan, DB1 tingkat kabupaten atau kota dan DC 1 tingkat provinsi.

Hingga Rabu itu, kata Andi, baru form C1 yang dilaporkan ke KPU Pusat. "Itu pun belum semua masuk, baru sekitar 92 persen dari jumlah keseluruhan daerah yang mengikuti pilkada," lanjutnya.

Masih ada TPS-TPSdi 10 kabupaten yang datanya be­lum masuk sama sekali, karena keterbatasan jaringan internet. Mayoritas dari Provinsi Papua dan Maluku. Yaitu, Kabupaten Maluku Barat Daya, Kabupaten Asmat, Boven Digul, Pegunungan Bintan, Supiori, Waropen, Yahukimo, Yalimo, Kaimana dan Raja Ampat.

"Kami masih menunggu sam­pai data mereka masuk semua. Tidak ada batas waktu, yang penting masih dalam tahapan pilkada. Kami sudah meminta mereka untuk melaporkan dari kabupaten-kabupaten terdekat yang ada jaringan internetnya," cerita Andi.

Bagi daerah yang datanya be­lum masuk, kata dia, tim tabulasi nasional biasanya menghubungi petugas KPUD kabupaten dan kota melalui whats up atau facebook. "Setelah dikabarkan, bi­asanya mereka langsung upload data yang sudah ada," kata dia.

Untuk form DB 1 dan DC 1 hingga Rabu itu belum ada yang masuk, karena baru mulai proses perhitungan di tingkat Kabupaten atau kota. "Mungkin dalam waktu satu atau dua ming­gu lagi semua data sudah masuk ke KPU," harap dia.

Kendati demikian, lanjut Andi, dirinya setiap hari memberikan laporan perkembangan hasil per­hitungan Pilkada ke Komisioner KPU. "Kami biasanya langsung mengirim ke email masing-masing komisioner," katanya.

Demi menjaga dan membantu proses tabulasi data Pilkada Serentak, kata Andi, Tim Help Desk berjaga selama 24 jam sehari selama seminggu hingga tahapan Pilkada Serentak selesai.

"Kami gantian tiga shif sehari, masing-masing 8 jam dengan jumlah petugas 35 orang. Paling banyak yang berjaga siang hari, bisa sampai enam orang. Tapi kalau tengah malam, paling cuma tiga orang," paparnya.

Selama proses tabulasi, Andi menyebut, banyak hacker yang mencoba membobol situs KPU. "Tapi alhamdulilah, tim IT kami bisa mengatasinya. Kebanyakan mereka cuma iseng dalam mem­bobol jaringan," ujarnya.

Sedangkan Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkyansyah me­nargetkan, tahap rekapitulasi penghitungan pemilihan gu­bernur selesai, Minggu (20/12) "Rekapitulasi penghitungan suaraPemilihan Gubernur, masuk ke tingkat provinsi pada 19-20 Desember," kata Ferry.

Sedangkan untuk proses re­kapitulasi penghitungan suara bagi pemilihan bupati dan wakil bupati, pemilihan walikota dan wakil walikota, kata Ferry, dijad­walkan berlangsung mulai Rabu (16/12) hingga Jumat (18/12).

"Kita berharap temen-temen KPU di daerah on schedule, benar-benar memanfaatkan wak­tu," ujarnya.

Ferry menambahkan, KPU juga siap menghadapi gugatan sengketa hasil Pilkada Serentak 2015. "Apapun tetap kita per­siapkan. Segala bentuk aktivitas hasil pemungutan suara dan rekapitulasi suara harus betul-betul disiapkan teman-teman di daerah," ucapnya.

Salah satu persiapan dalam menghadapi gugatan pilkada, kata Ferry, adalah menyiapkan segala dokumen, mulai dari C1 sertifikat penghitungan suara, C1 plano dan juga aktivitas yang berkaitan dengan penghitungan suara, termasuk rekapitulasi penghitungan suara. Selain itu, berita acara, termasuk mekanisme yang ada di dalamnya seperti daftar hadir, juga telah disiapkan.

Persiapan lainnya, kata dia, adalah teknis beracara di MK terkait masalah sengketa hasil Pilkada. "Tentunya kita harus satu paham dan satu visi mengelola proses ini dengan baik. Kita juga sudah punya pengalaman da­lam pilpres kemarin," ujarnya.

Dia mengatakan, gugatan, baru dapat diketahui setelah pen­etapan pemenang pilkada oleh KPU Kabupaten/Kota pada 22 Desember. Proses pendaftaran gugatan hasil pilkada baru dimu­lai tiga hari setelah penetapan pemenang.
 
Latar Belakang
Pasangan Calon Di Blitar Jawa Timur Meraih Suara Terbanyak 92 Persen


Pilkada serentak telah digelar 9 Desember lalu. Ada 264 daer­ah yang melangsungkan pesta demokrasi tingkat lokal tersebut. Terdiri dari 8 tingkat provinsi, 254 kabupaten dan kota.

Pilkada Serentak Tahap Pertama ini, diwarnai data dan fakta menarik. Seperti, pasangan calon yang meraih suara di atas 80 persen berdasarkan hasil per­hitungan sementara, hingga artis yang mencoba peruntungannya di dunia politik.

Berdasarkan data dari Litbang Komisi Pemilihan Umum (KPU), ada pasangan calon kepala daer­ah yang mendapat suara di atas 80 persen. Semuanya adalah calon petahana. Antara lain di Kota Blitar, Jawa Timur. Pasangan calon Samanhudi Anwar-Santoso yang didukung hampir semua partai, meraih hingga 92,04 persen suara.

Selanjutnya, Kutai Kertanegara. Pasangan calon Rita Widyasari-Edi Damansyah yang maju dari jalur independen, memperoleh suara hingga 89,40 persen.

Di Banyuwangi, Jawa Timur, pasangan AAzwar Anas-Yusuf W mengantongi suara 88,96 persen. Lawannya, pasangan Sumantri Sudomo-Sigit Wahyuwidodo mendapat 11,04 persen suara. Di Bandar Lampung, pasan­gan Herman HN-Muhammad Yusuf Kobar mendapat 86,66 persen suara.

Seperti sudah diprediksi sebelumnya, pasangan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana mengantongi 86,22 persen suara di Pilkada Kota Surabaya. Kemudian di kota Denpasar, pasangan calon LBR Dharmawijaya-IGN Jaya Negara meraih 82,19 persen suara.

Terakhir, di Pilkada Tanah Bumbu, Kalsel, pasangan Mardani H Maming-Sudian Noor mengantongi 81,50 persen suara.Lawannya, pasangan H Abdul Hakim G dengan Gusti Chapizi hanya memperoleh 18,50 persen.

Untuk artis, tercatat ada enam orang yang ikut bertarung dalam Pilkada Serentak 2015. Mereka adalah Zumi Zola (Pilkada Provinsi Jambi), Pasha Ungu (Pilkada Kota Palu), Helmi Yahya (Pilkada Kabupaten Ogan Ilir), Dedi Gumelar atau Miing Bagito (Pilkada Kabupaten Karawang), Emil Elestianto Dardak (Pilkada Kabupaten Trenggalek), dan Maya Rumantir (Pilkada Provinsi Sulawesi Utara).

Bagaimana hasilnya, ber­dasarkan hasil hitung cepat (quick count) Lembaga Survei Indonesia (LSI) ada tiga artis yang lolos. Mereka adalah Zumi Zola, berpasangan dengan Calon Wakil Gubernur Jambi petahana Fachrori Umar yang didukung PAN, Partai Nasdem, Partai Hanura, PKB, dan PBB menda­pat 59,48 persen suara.

Kemudian, di Kota Palu, pasangan calon walikota dan wakil walikota nomor urut 1, Hidayat-Sigit Purnomo Said (Pasha Ungu) unggul tipis sebesar 37,85 persen. Keduanya mendapat dukungan dari PAN dan PKB.

Terakhir, pasangan calon Emil Elestianto Dardak-Mochamad Nur Arifin unggul dalam Pilkada Kabupaten Trenggalek. Mereka mendapat 70 persen suara. Keduanya diusung PDIP, Demokrat, Gerindra, PAN, dan Golkar.

Sedangkan yang diprediksi gagal adalah pasangan Helmi Yahya-Muchendi Mahzareki. Mereka bertarung di Pilkada Kabupaten Ogan Ilir dan mendapat 43,05 persen suara. Keduanya diusung PAN, PKB, PBB, Partai Gerindra, Partai Nasdem, dan Partai Demokrat. Juga pasangan komedian Tubagus Dedi Suwandi Gumelar alias Miing-H Akhmad Marjuki. Mereka diprediksi kalah di Pilkada Karawang. Pasangan yang mendapat dukungan dari PDIP, Hanura, dan PBB ini mendapat 18,6 persen suara.

Terakhir pasangan artis se­nior Maya Rumantir-Glenny Kairupan yang diusung Partai Gerindra dan Partai Demokrat, diprediksi juga kalah dengan perolehan 17,25 persen suara.

Namun, hasil quick count belum menjadi patokan resmi untuk menentukan nasib para artis tersebut dan para peserta lainnya dalam Pilkada Serentak 2015. Soalnya, belum ada hasil resmi dari KPU. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jadi "Pengacara", Anies Ajak Publik Berjejaring di LinkedIn

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:09

Prabowo Tak Perlu Ganti Kapolri

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:05

Zaken Kabinet Prabowo Bakal Rekrut Profesional dari Parpol?

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:52

KPK Amankan Uang Lebih dari Rp10 Miliar dalam OTT di Kalsel

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:32

4 Boks Dokumen Disita Kejagung dari 5 Ruangan KLHK

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:23

Adi Prayitno: Sistem Pilkada Serentak Perlu Dievaluasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:00

Pemuda Katolik Sambut Baik Pengangkatan Uskup Bogor jadi Kardinal

Senin, 07 Oktober 2024 | 18:49

Andra Soni Janjikan Rp300 Juta per Desa Jika Jadi Gubernur Banten

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:45

Polda Metro Jaya Dalami Asal Puluhan Ribu Pil Ekstasi di PIK

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:21

Peringati Setahun Perang Gaza, Hizbullah Serang Kota Haifa Israel

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:18

Selengkapnya