Berita

Kesenjangan Ekonomi Mengancam Disintegrasi NKRI

SENIN, 30 MARET 2015 | 21:17 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Ketidakpastian ekonomi karena kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) fluktuatif telah membebani ekonomi masyarakat. Belum lagi pelbagai harga administrated price lainnya seperti listrik, kereta api dan lain-lain yang mengalami penaikan harga, termasuk pelemahan nilai tukar rupiah.

Demikian disampaikan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam acara Silaturahmi Tokoh Bangsa ke-7 dengan tema Problematika Bangsa dan Solusinya di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, belum lama ini.

Sejumlah tokoh yang hadir antara lain Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Komisi Yudisial Suparman, Mahfud MD, Jimly Asshiddiqie, Franz Magnis Suseno, Fuad Bawazier, Bambang Sudibyo, Akbar Tandjung, dan Fadel Muhammad.

Dahnil mengungkapkan fakta lain yang perlu diantisipasi bagi kepentingan ekonomi dan politik Indonesia dalam jangka panjang adalah kesenjangan ekonomi Indonesia yang semakin lebar.

"Indeks gini Indonesia yang semakin buruk dari 0,41 kemudian menjadi 0,42 dan ada potensi besar akan mengalami perlebaran lagi sekitar 0,43 adalah ancaman tersendiri yang harus menjadi perhatian pemerintahan Joko Widodo," ungkapnya.

Dia mengingatkan, bila masalah kesenjangan antara ekonomi si kaya dan si miskin; antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian timur tidak segera diminimalisir melalui revitalisasi pembangunan Indonesia timur dan umumnya luar Jawa, bukan tidak mungkin ancaman disintegrasi menjadi masalah serius Indonesia 10 tahun kedepan.

Dia tidak menampik, pemerintah memang baik menyampaikan optimisme kepada publik. Tetapi harus dibarengi aksi-aksi konkret untuk mengatasi masalah tersebut menuju perubahan.

"Saya berharap pemerintahan Joko Widodo memiliki peta jalan yang terang untuk menuntaskan masalah ini, khususnya tahapan perbaikan pembangunan di timur Indonesia agar potensi kesenjangan semakin mengecil," tegas pengamat kebijakan publik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten ini. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Ratusan Organ Relawan Jokowi dan Prabowo-Gibran Bakal Gelar Tasyakuran

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:58

Ekspor Jepang Turun Pertama Kali dalam 10 Bulan, Gara-gara Ini

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:54

Duel UFC 308: El Matador Vs Blessed

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:54

Tak Dipanggil ke Kertanegara, Ace Hasan Nongol di Hambalang

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:29

BUMN Butuh Insan Sadar Berbangsa dan Bernegara

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:17

Digadang jadi Mendag, Budi Santoso Bakal jadi Menteri Jalur Karir

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:08

Jasa Raharja dan BPJS Ketenagakerjaan Sepakat tingkatkan Manfaat Jaminan Kecelakaan

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:46

Taufik Zoelkifli: Tidak Benar PKS Berkhianat

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:40

Pelantikan Presiden 20 Oktober Sesuai Aturan, Jangan Ditolak

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:36

Tak Sampai Malam, Calon-calon Wamen Keluar dari Garuda Yaksa Hambalang

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:20

Selengkapnya