Berita

teguh santosa

Stop Berwacana, Pencalonan Jokowi akan Merusak PDIP dan Pemerintahan

RABU, 25 MARET 2015 | 08:46 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Keinginan dan dorongan untuk mencari tokoh alternatif memimpin PDI Perjuangan memang sempat mencuat beberapa waktu lalu, baik dari internal maupun eksternal partai tersebut.

Namun faktanya, tidak ada tokoh muda partai berlambang banteng itu yang memiliki kualitas seperti yang dimiliki Megawati Soekarnoputri. Bahkan, setengahnya saja pun tidak ada.

"Tapi ternyata memang belum ada tokoh PDIP sekaliber Mega," ujar pengamat politik, Teguh Santosa, dalam keterangannya pagi ini (Rabu, 25/3).

Menurutnya, suka atau tidak suka, Megawati masih merupakan tokoh sentral PDIP. Kemampuan Megawati memimpin dan mengelola PDIP sudah teruji. "Kini PDIP tampil sebagai parpol terkuat di Indonesia," tegasnya.

Karena itu, dia mengingatkan, wacana pencalonan Joko Widodo sebagai ketua umum PDIP agar dihentikan karena akan merugikan PDIP dan saat bersamaan mengganggu konsentrasi pemerintahan.

"Berbagai pihak di internal PDIP sebaiknya menghentikan upaya membenturkan Jokowi dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri," imbuhnya.

Wacana Jokowi sebaiknya memimpin PDIP ini berhembus semakin kencang setelah Poltracking merilis hasil survei pakar dan opinion leader bahwa Presiden RI tersebut paling direkomendasikan untuk menggantikan Megawati.

"Adapun pihak lain di luar PDIP harus menahan diri, tidak memanfaatkan situasi internal PDIP untuk kepentingan politik sempit mereka," sambung Teguh yang juga dosen Universitas Bung Karno, UIN Jakarta, dan London School of Public Relation (LSPR) ini.

Pasalnya, menggantikan Mega di saat situasi internal dan regenerasi di tubuh PDIP belum matang, hanya akan mengganggu keutuhan partai dan melahirkan perpecahan yang bisa jadi tidak terselamatkan.

Sementara itu, Presiden Jokowi juga harus diberi kesempatan menjalankan pemerintahan dengan fokus. Banyak persoalan besar yang sedang dihadapi pemerintahan Jokowi. Menarik Jokowi ke arena pertarungan di tubuh PDIP bisa merusak semua upaya itu.

"Keliru besar apabila ada yang mengatakan bahwa Jokowi harus menguasai PDIP agar pemerintahannya kuat," tekannya.

Sebab, satu-satunya syarat agar pemerintahan Jokowi kuat adalah komitmen dan keberpihakan pada rakyat Indonesia. Program pembangunan yang otentik untuk memperbaiki kondisi kehidupan rakyat, itulah yang dibutuhkan pemerintahan Jokowi agar bisa bertahan.

"Tanpa itu, berapa banyak pun partai politik yang dikuasai Jokowi akan terasa sia-sia," tegasnya lagi.

Makanya, dia kembali mengajak semua pihak memandang PDIP, Megawati dan Jokowi sebagai aset penting bangsa dan negara ini. "Jangan benturkan mereka," demikian Teguh Santosa. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Ratusan Organ Relawan Jokowi dan Prabowo-Gibran Bakal Gelar Tasyakuran

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:58

Ekspor Jepang Turun Pertama Kali dalam 10 Bulan, Gara-gara Ini

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:54

Duel UFC 308: El Matador Vs Blessed

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:54

Tak Dipanggil ke Kertanegara, Ace Hasan Nongol di Hambalang

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:29

BUMN Butuh Insan Sadar Berbangsa dan Bernegara

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:17

Digadang jadi Mendag, Budi Santoso Bakal jadi Menteri Jalur Karir

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:08

Jasa Raharja dan BPJS Ketenagakerjaan Sepakat tingkatkan Manfaat Jaminan Kecelakaan

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:46

Taufik Zoelkifli: Tidak Benar PKS Berkhianat

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:40

Pelantikan Presiden 20 Oktober Sesuai Aturan, Jangan Ditolak

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:36

Tak Sampai Malam, Calon-calon Wamen Keluar dari Garuda Yaksa Hambalang

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:20

Selengkapnya