Berita

setya novanto

Politik

Hati-hati, Konsep Sentralistik Jokowi Tak Sesuai dengan Semangat Otonomi Daerah

SELASA, 10 JUNI 2014 | 21:39 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Tekad Joko Widodo yang akan menerapkan politik anggaran dan pemotongan anggaran daerah kalau terpilih menjadi presiden terus menuai kritik.

Ketua Fraksi Golkar, Setya Novanto, menilai paparan Jokowi yang disampaikan dalam debat capres tadi malam itu itu sentralistik dan tidak sesuai dengan nafas dan semangat otonomi daerah. "Kita harus hati-hati," tegas Setya di Jakarta, Selasa (10/6).
 
Kemarin, Jokowi mengungkapkan strategi politik anggaran agar pemerintah daerah patuh pada pemerintah pusat.


"Kenapa daerah tidak mengikuti pusat? Sebenarnya, bisa membuat daerah mengikuti (pusat) dengan cara politik anggaran. Dengan politik anggaran bisa kendalikan daerah. Ada reward and punishment. Bisa DAK (dana alokasi khusus) dipotong atau dikurangi, ini bisa membuat daerah ketakutan," kata Jokowi.

Menurut Novanto, melanjutkan keterangannya, pendekatan yang akan ditempuh Jokowi itu tidak sesuai dengan kondisi saat ini ketika daerah sangat membutuhkan dukungan peningkatan anggaran untuk melakukan pembangunan yang menyejahterakan masyarakat.

Karena dia mengingatkan, visi otonomi adalah menggerakkan ekonomi dan potensi di daerah. Mekanisme pengalihan kekuasaan juga telah dilakukan seperti perizinan.

"Jika ada pemotongan maka justru akan menggoyahkan perekonomian di daerah-daerah. Sebaliknya, daerah membutuhkan penguatan anggaran sehingga dapat memberi pemenuhan kebutuhan vital masyarakat seperti pendidikan dan infrastruktur," tegas Novanto.

Dia menuturkan, sesuai semangat otonomi maka seorang presiden justru harus berinisiatif meminta masukan dari kepala-kepala daerah, baik bupati, walikota dan gubernur.

Makanya, Novanto berpesan agar Jokowi dan Jusuf Kalla untuk lebih arif mengeluarkan pernyataan. "Mudah-mudahan Jokowi dan Pak JK menyadari hal ini serta hati-hati. Apalagi Pak JK pernah jadi wapres yang mestinya tahu bagaimana kesulitan-kesulitan di daerah," pungkasnya. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya