Ada usulan agar SBY menjadi calon wakil presiden dalam Pilpres 2014. Sebab, peserta kovensi Partai Demokrat tidak ada yang sehebat Ketua Umum partai penguasa itu.
Usulan itu, menurut Anas Urbaningrum, merupakan saran politik yang rasional. Meski tak sebening dulu, citra SBY masih baik.
“Tidak ada tokoh Partai Demokrat yang dalam hal segalanya sebanding dengan Pak SBY. Satu-satunya matahari Demokrat,†kicau Anas melalui account twitter-nya, @anasurbaningrum, Rabu (4/12).
Jika SBY bersedia menjadi cawapres, lanjut Anas, banyak capres yang tertarik untuk berduet. Bahkan, Anas yakin mereka akan memburu SBY untuk mengajak berpasangan.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan, usulan itu tidak rasional sehingga tidak perlu ditanggapi.
“Kami tidak akan membahasnya. Kami cuekin usulan itu (agar SBY jadi cawapres-red). Sebab, itu tidak ada logika politiknya,†ujar Max Sopacua kepada
Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya;Mengapa tidak dipertimbangkan dulu usulan tersebut?Menurut saya usulan ini tetap tidak pantas. Sebab, secara tidak langsung Anas menyuruh agar Presiden SBY mempertahankan jabatan meski sudah dua periode menjadi presiden.
Padahal Pak SBY tidak memiliki paham haus jabatan. Yang ada di benak Pak SBY agar menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Bukankah usulan itu bisa meningkatkan suara Partai Demokrat yang jeblok di berbagai survei?Memang. Tapi meningkatkan suara partai itu bukan hanya tugas Pak SBY sebagai Ketua Umum. Ini tugas semua kader Partai Demokrat.
Kami yang seharusnya bekerja sama, bahu-membahu meningkatkan perolehan suara dalam Pemilu Legislatif 2014.
Lagi pula, Demokrat sudah memiliki mekanisme sendiri untuk menghadapi Pemilihan Presiden, yaitu konvensi.
Bukankah gaung konvensi semakin meredup?Meski Anas mengatakan peserta konvensi memiliki elektabilitas yang rendah, saya pikir itu sebuah risiko politik yang diambil oleh Demokrat. Yakni, memilih mekanisme demokratis dalam menjaring capres.
Sekarang tinggal bagaimana caranya agar peserta konvensi bekerja keras untuk menaikkan elektabilitasnya.
Ada yang bilang, pernyataan itu adalah sindiran atas keberadaan dinasti Cikeas, apa benar?Saya kurang tahu kalau soal itu. Anas kan memang suka menggunakan bahasa politik tingkat tinggi. Hanya yang bersangkutan yang tahu.
Yang jelas, dengan pernyataan Ana situ, menurut saya, semakin menujukkan ketidakharmonisan hubungan Anas dengan Pak SBY.
Mengapa Anda menilai demikian?Karena Anas kan bekas Ketua Umum Demokrat. Tidak etis kalau dia berbicara seperti itu tentang pendiri Partai Demokrat, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Ketua Umum Partai Demokrat, sekaligus Presiden RI dua periode.
Tidak ada yang positif dari pernyataan tersebut. Kalau yang bicara seperti itu pengamat sih etis saja.
Apa yang akan Demokrat lakukan?Kami tidak akan melakukan apa-apa. Menurut kami, pernyataan itu tidak penting untuk ditanggapi. Kami hanya akan fokus untuk bekerja. Kasus ini tuh cuma seperti orang pacaran, terus putus. Jadi biarkan saja. ***