Benny Mamoto tetap berjuang memberantas peredaran narkoba meski pensiun dari Badan Narkotika Nasional (BNN).
“Semangat memberantas peredaran narkoba tidak akan padam. Saya terus berjuang untuk mencegah peredaran narkoba,†tegas bekas Deputi Pemberantasan BNN Benny Mamoto kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Seperti diketahui, Benny Mamoto resmi pensiun dari BNN, Selasa (25/11). Benny yang selama empat tahun terakhir duduk sebagai Deputi Bidang Pemberantasan BNN, digantikan Brigjen Dedy Fauzi Elhakim yang sebelumnya menjabat Direktur Polisi Udara Baharkam Polri.
Benny Mamoto selanjutnya mengaku, dirinya seharusnya sudah memasuki pensiun sejak pertengahan tahun 2013. Namun, karena tenaga dan pikirannya masih dibutuhkan oleh Kepala BNN Komjen Anang Iskandar, dia tetap dipakai sampai November lalu.
Berikut kutipan selengkapnya:Apa yang Anda perbuat memerangi narkoba?Untuk memerangi narkoba kan banyak caranya. Tidak harus di BNN. Tapi bisa melalui mengajar. Saya kan mengajar di beberapa perguruan tinggi di Indonesia.
Di mana saja?Di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) mengajar di Pasca Sarjana Ilmu Kepolisian. Lalu di Universitas Indonesia (UI) menjadi Sekretaris Program Studi Kajian Ilmu Kepolisian Pasca Sarjana UI dan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.
Kemudian banyak undangan ngajar kemana-mana.
Apa efektif mahasiswa diajarkan memerangi narkoba?Ya. Saya tanamkan motivasi dan masukan. Setiap saya mengajar, selalu saya singgung bagaimana memerangi narkoba melalui contoh kasus yang pernah saya ungkap.
Apa mendapat respons positif dari mahasiswa?Tentu. Mereka serius mendengarkannya.
Kapan Indonesia bebas dari Narkoba?Kalau bersih semuanya tidak mungkin. Di negara mana pun tak ada bersih seluruhnya dari narkoba. Tapi kalau penuhi kriteria tertentu pasti bisa. Misalnya, kriteria Indonesia bebas narkoba 2015 adalah upaya menekan laju pertumbuhan penyalahgunaan. Kalau bisa ditekan saja tentu sudah masuk kriteria keberhasilan.
Mengatur waktu Anda mengajar di beberapa perguruan tinggi, bagaimana?Saya sudah biasa sibuk. Mengatur waktu dengan tidak terikat kedinasan, itu lebih leluasa.
Apa lagi yang Anda lakukan untuk menyelamatkan generasi muda dari narkoba?Selain mengajar, saya aktif di bidang pencegahan narkoba. Saya tetap ingin menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba. Makanya saya dirikan museum anti narkoba.
Sejak kapan museum itu didirikan?Juli 2013 diresmikan. Museum yang saya dirikan di Minahasa, Sulawesi Utara itu sudah dikunjungi lima ribu orang.
Apa museum itu efektif untuk mencegah peredaran narkoba?Saya sih melihatnya efektif. Sebab, orang tua yang membawa anaknya ke museum itu merasa terkesan. Lalu menawarkan kepada yang lainnya untuk datang bersama anaknya ke museum itu.
Narkoba sudah merambah ke seluruh sendi kehidupan dan profesi. Makanya perlu strategi pencegahan, maka dibangun museum itu untuk edukasi.
Apa ada gerakan lain untuk mencegah narkoba?Belum lama ini ada mahasiswa temui saya. Mereka mau membentuk liga mahasiswa anti narkoba se-Sulawesi Utara. Mereka minta di-training. Setelah itu turun ke sekolah-sekolah untuk memberikan ceramah dengan bahasa gaul.
Apa kesulitan yang dihadapi dalam memberantas narkoba?Masalahnya narkoba itu kompleks. Ini bisnis ilegal. Bicaranya angka pasokan dan angka permintaan. Untuk menekan permintaan, maka kita harus merehabilitasi 4 juta orang lebih. Sementara kemampuan kita 18 ribu setahun.
Ini berarti harus sama-sama meningkatkan panti rehab. Kalau pemberantasan terus bekerja, sehingga pasokan bisa ditekan, tapi permintaan tetap tinggi, harga semakin tinggi, maka tetap akan banyak. ***