Gunung Sinabung sudah lama ‘terbatuk-batuk’. Sudah sering juga masyarakat diungsikan. Bahkan statusnya sudah dinaikkan dari siaga ke status awas. Tapi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo belum terbentuk.
Padahal, penyelamatan masyarakat di sekitar gunung itu perlu dilakukan. Begitu juga mengenai keperluan pengungsi. Sudah sewajarnya BPBD Karo itu dibentuk untuk menangani masalah tersebut.
Menanggapi hal itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif menegaskan, segera membentuk BPBD Karo untuk membantu penanganan Gunung Sinabung.
“Saat ini bencana di Karo telah ditangani BPBD Sumut. Biar penyelamatan dan keluhan masyarakat akan lebih cepat tertangani, makanya sedang diproses pembentukan BPBD Karo,†ujar Syamsul Maarif kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Seperti diketahui, status Gunung Sinabung dinaikkan dari status siaga ke level awas.
Status awas merupakan status tertinggi dari aktivitas gunung api dan diperkirakan akan kembali terjadi letusan.
“Dinaikkan menjadi status awas karena diindikasikan dengan peningkatan intensitas letusan dan makin meluasnya lontaran material berukuran 3-4 sentimeter hingga mencapai jarak 4 kilometer,†kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Syamsul Maarif selanjutnya mengatakan, Pemda dan DPRD Karo sudah melakukan pembahasan mengenai pembentukan BPBD Karo. Tentu ini segera direalisasikan.
Berikut kutipan selengkapnya:Bukankah rencana pembentukan BPBD ini sejak 2010?Ya. Kalau tidak salah sejak 2010.
Kenapa sampai saat ini tidak direalisasikan?Kami tidak pernah terpikir Gunung Sinabung akan jadi seperti ini. Selama 400 tahun kan gunung tersebut tidak pernah mengalami letusan separah ini. Sebelumnya Gunung Sinabung itu terkenal indah dan asri. Maka tidak ditempatkan sebagai prioritas.
Belum dibentuknya BPBD Karo, bukankah ini meresahkan masyarakat?Memang, kami tahu itu. Kami minta agar masyarakat bersabar. Saat ini kan sedang dibahas. Sementara itu penanganan bencana Gunung Sinabung telah ditangani dengan cukup baik oleh BPBD Sumatera Utara yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Mereka mengatakan masih sanggup menangani, sehingga tidak perlu khawatir. Toh pemerintah pusat juga terus ikut bergerak.
Apa yang diperbuat BNPB dalam masalah logistik?BNPB kembali mengirimkan logistik dan peralatan senilai Rp 3,93 miliar. Kemarin pagi (Senin, 25/11), bantuan itu sampai, dan langsung diserahkan kepada BPBD Sumatera Utara untuk melakukan penanganan darurat erupsi Gunung Sinabung.
Bisa dirinci bentuk apa saja bantuan itu?Bantuan senilai Rp 3,93 miliar itu, terdiri dari bantuan logistik senilai Rp 2,8 miliar berupa tambahan lauk pauk 1.500 paket, family kit 1.500 paket, kidsware 1.500 paket, peralatan dapur 1.000 paket, masker 15.000 lembar, dan tenda gulung 2.000 lembar.
Sedangkan bantuan lainnya, berupa peralatan senilai Rp 1,13 miliar, terdiri dari tenda pengungsi sebanyak 20 unit, velbed 20 unit, genset 20 unit, dan 5 HT unit. Bantuan tersebut dikirim melalui jalur udara dan darat.
Ada berapa banyak jumlah pengungsi yang ada?Jumlah pengungsi saat ini sekitar 11.610 orang yang tersebar di 20 pos penampungan. Jumlah ini akan terus bertambah karena masyarakat yang terkena dampak letusan mencapai 21 desa dan dua dusun. Untuk jumlah seluruh warga, kami belum menghitungnya. Kami akan bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
Apa ada korban jiwa?Setahu saya tidak ada korban jiwa. Karena kejadian gunung itu sudah bisa diprediksi, sehingga kami memiliki waktu untuk meminimalisir korban. Musibah banjir dan letusan gunung itu bencana yang bisa diprediksi. Berbeda dengan gempa bumi.
Bagaimana dengan kerugian masyarakat?BNPB juga belum menghitung kerusakan serta kerugian terhadap letusan Gunung Sinabung. Penghitungan kerugian terhadap letusan gunung akan dimulai jika status gunung mulai menurun.
Percuma dihitung sekarang karena statusnya masih awas dan erupsi. Sektor yang dihitung di antaranya perumahan, infrastruktur, ekonomi produktif seperti pertanian, sosial, budaya, dan lintas sektor seperti tata pemerintahan dan lingkungan.
Kondisi terbaru Gunung Sinabung, bagaimana?Status Sinabung sampai kemarin masih awas telah terjadi rentetan erupsi. Sampai pukul 12.00 kemarin (Minggu, 25/11) terjadi sedikitnya enam kali letusan di Gunung Sinabung. Letusan pertama pukul 01:00:29 WIB. Letusan kedua pukul 01:56:27 WIB, dengan tinggi kolom erupsi 500 meter. Kemudian pukul 02:33:06 WIB, dengan tinggi kolom erupsi 1.500 meter.
Selanjutnya letusan terjadi pukul 04:17:51 WIB dengan tinggi kolom erupsi 8.00 meter. Letusan kelima terjadi pukul 07:38:48 WIB. Terakhir, letusan terjadi pukul 08:38 WIB.
Ada himbauan dari BNPB?Kami mengimbau agar masyarakat di radius 5 kilometer dari puncak Gunung Sinabung untuk mengungsi. Sebab, berpotensi terkena material jatuhan. Selain itu, sehubungan memasuki musim hujan, maka masyarakat yang bermukim dekat sungai yang berhulu di puncak Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar. ***