Amerika Serikat (AS) diharapkan segera memberikan penjelasan mengenai dugaan penyadapan terhadap Indonesia.
“Bila berita penyadapan itu tidak dijernihkan secepatnya, tentu AS akan rugi. Sebab, terlepas benar atau tidaknya, Indonesia jadi sulit mempercayai AS 100 persen dalam melakukan kerja sama,†ujar Juru Bicara Presiden Bidang Hubungan Luar Negeri, Teuku Faizasyah kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
AS diketahui menyadap dan memantau komunikasi elektronik di Asia Tenggara melalui fasilitas mata-mata yang tersebar di kedutaan besarnya di beberapa negara di kawasan itu, termasuk kedutaannya di Jakarta.
Demikian dilaporkan media Australia, Sydney Morning Herald (SMH) mengutip data yang dibocorkan Edward Snowden.
Dalam laporannya, Selasa (29/10), SMH menulis bahwa AS punya 90 fasilitas mata-mata yang bisa menyadap komunikasi elektronik di seluruh dunia, termasuk di kedutaan besar Amerika Serikat di Jakarta.
Teuku Faizasyah selanjutnya mengatakan, Indonesia sangat menyesalkan bila benar terjadi penyadapan terhadap Presiden itu.
Berikut kutipan selengkapnya:Tindakan apa yang akan dilakukan Indonesia?Tindak penyadapan tentu bukan suatu hubungan yang baik dalam hubungan antarnegara. Jika benar, penyadapan itu tindakan tidak etis. Padahal, informasi harus didapatkan melalui cara wajar, seperti komunikasi langsung, surat, dan lainnya.
Apa Indonesia sudah meminta penjelasan kepada AS ?Sudah. Rabu (30/10) Kementerian Luar Negeri sudah memanggil interim Kedutaan Besar AS untuk Indonesia. Karena kan Duta Besar AS untuk Indonesia belum ada penggantinya.
Apa tanggapan mereka?Mereka akan melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan Washington DC. Tapi mereka berjanji akan segera memberikan penjelasan.
Kenapa tidak didesak memberikan penjelasan?Kita kan harus tahu dulu seberapa valid sumber-sumbernya. Masalahnya kan sumber-sumber berita mereka tidak mau disebutkan namanya. Artinya media memiliki kepentingan untuk melindungi sumber tersebut.
Mengetahui sinyalmen dari media itu kan belum tentu benar-benar terjadi. Makanya kami tidak mau teburu-buru.
Kami tidak mau melakukan justifikasi. Ingat, sulit untuk membuktikan kebenaran informasi itu, kecuali pihak penyadap memberikan konfirmasi.
Anda percaya terhadap janji mereka?Mereka sudah berjanji akan segera memberikan penjelasan soal kasus ini. Kita tunggu saja. AS pun sangat berkepentingan untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya.
Kalau mereka menunda, AS sendiri yang rugi.
Alat penyadapnya ada di Kedubes AS, apa Anda tahu itu?Kalau soal itu saya tidak tahu. Saya belum dengar keberadaan alat penyadap di Kedubes AS. Saya hanya tahu soal dugaan telah dilakukannya penyadapan.
Ini bukan karena pemerintah terlalu nurut sama AS?Tidak kok. Kami langsung melakukan panggilan begitu kabar tersebut mengemuka. Kami tidak bisa tergesa-gesa di dalam kasus ini. Kami tentu melihat sejauhmana informasi yang disadap. Harus dikaji kembali derajat kebocorannya.
Apa BIN sudah merespons kasus ini?Tentu saja sudah. Intelijen Indonesia tentu akan mencari tahu melalui mitranya meski sulit untuk mendapat pengakuan dari negara yang diduga melakukan penyadapan.
Intelijen kita juga kan sering melakukan kerja sama dengan Intelijen dari berbagai negara untuk menangani berbagai kasus.
Apa BIN sudah memberikan laporan soal itu?Belum. Masalahnya kan Intelijen itu memiliki cara komunikasinya sendiri yang bersifat rahasia. Mekanismenya nanti kita lihat saja secara tertutup melalui dinas intelijen kedua negara.
Bagaimana hubungan Indonesia dengan AS saat ini ?Sangat baik. Indonesia terus menjalin kemitraan dengan AS. Tidak ada konflik tertentu yang bisa dijadikan sinyalemen terjadinya penyadapan ini. Makanya kami tidak mau terburu-buru. [Harian Rakyat Merdeka]