Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merespons positif pernyataan calon tunggal Kapolri Komjen Sutarman yang berniat meningkatkan kerja sama dengan KPK untuk memberantas korupsi.
“Kami tentu senang dan menyambut baik niat tersebut. Komitmen Pak Sutarman itu kami pegang untuk bersama-sama berantas korupsi,’’ kata Wakil Ketua KPK, Zulkarnaen kepada
Rakyat Merdeka, Rabu (9/10).
Sebelumnya Sutarman menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan KPK dalam memberantas korupsi.
Sutarman berjanji akan bertindak tegas tanpa pandang bulu dalam memberantas korupsi, termasuk anggota Polri.
Zulkarnaen selanjutnya mengatakan, memberantas korupsi tidak bisa hanya KPK saja.
“Polri kan memiliki kewenangan penyidikan. Personelnya cukup banyak hingga ke daerah-daerah, tentu diharapkan komitmennya dalam pemberantasan korupsi,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Bagaimana menurut Anda mengenai sosok Sutarman? Memang saya pernah berkomunikasi dengan beliau. Saya melihatnya secara makro, sosoknya cukup baik di Polri. Pak Sutarman memiliki nilai lebih dari calon yang lainnya.
Saya beraharap, beliau dapat memimpin lembaga kepolisian lebih baik lagi.
Sebelumnya ada isu calon Kapolri diduga memiliki rekening gendut, ini bagaimana?Pak Sutarman memiliki catatan-catatan yang baik. Perlu menjadi perhatian pimpinan kepolisian ke depan untuk memilih pimpinan yang memiliki catatan baik.
Artinya tidak memiliki rekening gendut?Saya sih tidak fokus ke sana. Tapi secara umum beliau tidak terlalu menonjol dari yang lain.
Seorang pemimpin boleh memiliki kekayaan kok. Tapi yang wajar-wajar saja. Kalau tidak wajar, tentu kepercayaan masyarakat sulit terbangun.
Kalau nanti Sutarman dilantik jadi Kapolri, bisakah kerja sama pemberantasan korupsi lebih baik?Ya. Kami ini kan sama-sama aparat hukum, tentu selalu bekerja sama dalam memberantas korupsi.
Bukankah dikhawatirkan akan ada kasus cicak versus buaya jilid II?Saya kira tidak. Harusnya bekerja sama tetap ditingkatkan sesama penegak hukum. Tapi komitmennya harus ada dulu. Bagaimana menangani kasus kalau komitmennya setengah-setengah.
Pelaku korupsi kan sudah canggih-canggih?Memang korupsi sekarang ini cukup meluas. Maka Polri kita harapkan bisa melakukan penindakan.
Bagaimana dengan personel polisi, bukankah masih perlu diperbaiki di internal?Betul. Institusi Polri memang harus bersih. Pak Sutarman diharapkan dapat membersihkan internal.
Polri ini kan organisasi besar sampai ke daerah. Kalau tidak diimbangi dengan sistem pengawasan dan SDM yang baik, tentu akan menimbulkan masalah dan merusak citra Polri.
Apa KPK memantau rekening gendut perwira Polri?Kami lebih fokus terhadap integritas pimpinan harus bagus. Bisa diandalkan kompetensinya. Makanya kalau ada standar kompetensi yang baik, tentu ke depan tidak ada lagi isu rekening gendut itu.
Apa saja standar kompetensi itu?Antara lain dengan menertibkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN).
Bukankah tingkat kepatuhan melaporkan LHKPN itu masih rendah? Sejauh ini tingkat kepatuhan mereka masih rendah. Belum lagi dari sisi substansi keyakinan terhadap yang mereka laporkan juga rendah.
Apa KPK meminta Sutarman menggerakkan jajaran Polri untuk meningkatkan kepatuhan itu?Sebenarnya sih tidak perlu diminta. Mereka bisa berinisiatif, itu lebih bagus.
Bagaimana dengan laporan gratifikasi?Itu juga lebih ditingkatkan lagi. Pak Surtaman harus membudayakan kesadaran untuk melaporkan LHKPN dan gratifikasi di institusinya. Kalau itu tidak dibangun dan dikendalikan, tentu akan menimbulkan masalah di kemudian hari.
Berarti banyak yang perlu dibenahi dong?Ya. Banyak yang harus dikerjakan Sutarman. Semuanya berat. Maka beliau harus didukung pejabat strategis lainnya di Polri. [Harian Rakyat Merdeka]