Banyak kalangan merasa kecele karena tidak ada kejutan dalam Rakernas PDIP di Ancol, Jakarta Utara, 6-8 September lalu.
Padahal, sebelumnya Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyampaikan ada kejutan di Rakernas tersebut.
Publik sempat menafsirkan kejutan itu mengumumkan capres dan cawapres dari partai berlambang banteng moncong putih itu.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung mengatakan, setiap partai politik tentunya berbeda menyikapi soal capres dan cawapres.
“Mari kita hormati keputusan yang diambil PDIP yang belum sebutkan capres dan cawapres-nya,’’ kata Akbar Tandjung, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya;Bukankah lebih bagus capres dan cawapres itu diumumkan dari sekarang?Setiap partai kan punya metode tersendiri dalam menentukan capres dan cawapres, termasuk pengumumannya ke publik. Mari kita hormati itu.
Capres-cawapres dari PDIP ditentukan Megawati, ini bagaimana?Memang seperti itu yang kita ketahui bahwa Bu Mega yang menentukan. Mari kita hormati itu.
Ada yang mewacanakan duet Jokowi-Jusuf Kalla, apa itu ideal?Hal itu sah-sah saja kalau diwacanakan, baik Jokowi dengan Jusuf Kalla (JK) atau JK dengan yang lainnya, itu normal saja dalam kehidupan politik.
Apa yang Anda tangkap JK tidak bersedia mengikuti konvensi capres Partai Demokrat? Sebagai bekas pemimpin Partai Golkar, langkah itu baik. Tapi perlu dicermati perkembangan politik yang akan datang.
Apa yang dicermati, apa JK menolak ikut konvensi itu sudah benar?Ya. Pak JK kan terkenal sebagai tokoh Golkar. Kalau beliau ikut konvensi tentu harus ikuti aturan yang ada, termasuk menjadi kader Partai Demokrat.
Kalau itu terjadi, maka harus meninggalkan identitasnya sebagai tokoh Golkar, itu tidak baik.
Bukankah pernyataan JK itu bisa ditafsirkan bersayap, seolah masih punya kekuatan di Golkar, ini bagaimana?Saya akui, semua yang pernah memimpin partai Golkar, sedikit atau banyaknya memiliki orang yang bersimpati kepadanya.
Seberapa besar kekuatan JK itu? Sejauh mana kekuatannya, saya tidak bisa mengatakannya.
Bagaimana kalau nanti JK maju sebagai cawapres dari partai lain?Saya tentu ingin sekali suara Golkar tidak terbelah, apalagi tergerus. Justru kami ingin suara Golkar tinggi, sehingga dalam Pilpres capres dan cawapres dari Partai Golkar menang.
Kalau Golkar melakukan konvensi, barangkali JK berpeluang, kenapa konvensi tidak dilanjutkan?Setelah saya tidak memimpin Golkar, tidak pernah ada lagi konvensi. Lebih baik soal perlu tidaknya konvensi ini ditanyakan kepada pemimpin Golkar pada waktu itu.
Kalau Anda tetap memimpin, apa konvensi terus dilanjutkan?Ya. Kalau saya masih memimpin Partai Golkar, tentu konvensi ini akan terus dilaksanakan.
Buktinya, dulu saya juga sudah mengatakan bahwa Golkar harus tetap melakukan konvensi. Tapi selanjutnya saya tidak dalam posisi memutuskan. Sebab, sudah ada kepemimpinan yang baru saat itu. [Harian Rakyat Merdeka]