Berita

Akbar Tandjung

Wawancara

WAWANCARA

Akbar Tandjung: Ditentukan Mega, Kita Hormati Sikap PDIP Yang Belum Sebutkan Capresnya

SELASA, 10 SEPTEMBER 2013 | 09:00 WIB

Banyak kalangan merasa kecele karena tidak ada kejutan dalam Rakernas PDIP di Ancol, Jakarta Utara, 6-8 September lalu.

Padahal, sebelumnya Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyampaikan ada kejutan di Rakernas tersebut.

Publik sempat menafsirkan kejutan itu mengumumkan capres dan cawapres dari partai berlambang banteng moncong putih itu.


Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung mengatakan, setiap partai politik tentunya berbeda menyikapi soal capres dan cawapres. 

“Mari kita hormati keputusan yang diambil PDIP yang belum sebutkan capres dan cawapres-nya,’’ kata  Akbar Tandjung, kemarin.

Berikut kutipan selengkapnya;

Bukankah lebih bagus capres dan cawapres itu diumumkan dari sekarang?
Setiap partai kan punya metode tersendiri dalam menentukan capres dan cawapres, termasuk pengumumannya ke publik. Mari kita hormati itu.

Capres-cawapres dari PDIP ditentukan Megawati, ini bagaimana?
Memang seperti itu yang kita ketahui bahwa Bu Mega yang menentukan. Mari kita hormati itu.

Ada yang mewacanakan duet Jokowi-Jusuf Kalla, apa itu ideal?
Hal itu sah-sah saja kalau diwacanakan, baik  Jokowi dengan Jusuf Kalla (JK) atau JK dengan yang lainnya, itu normal saja dalam kehidupan politik.

Apa yang Anda tangkap JK tidak bersedia mengikuti konvensi capres Partai Demokrat?
Sebagai bekas pemimpin Partai Golkar, langkah itu baik. Tapi perlu dicermati perkembangan politik yang akan datang.

Apa yang dicermati, apa JK menolak ikut konvensi itu sudah benar?
Ya. Pak JK kan terkenal sebagai tokoh Golkar. Kalau beliau ikut konvensi tentu harus ikuti aturan yang ada, termasuk menjadi kader Partai Demokrat.

Kalau itu terjadi, maka harus meninggalkan identitasnya sebagai tokoh Golkar, itu tidak baik.

Bukankah pernyataan JK itu bisa ditafsirkan bersayap, seolah masih punya kekuatan di Golkar, ini bagaimana?
Saya akui, semua yang pernah memimpin partai Golkar, sedikit atau banyaknya memiliki orang yang bersimpati kepadanya.

Seberapa besar kekuatan JK itu?
 Sejauh mana kekuatannya, saya tidak bisa mengatakannya.

Bagaimana kalau nanti JK maju sebagai cawapres dari partai lain?

Saya tentu ingin sekali suara Golkar tidak terbelah, apalagi tergerus. Justru kami ingin suara Golkar tinggi, sehingga dalam Pilpres capres dan cawapres  dari Partai Golkar menang.

Kalau Golkar melakukan konvensi, barangkali JK berpeluang, kenapa konvensi tidak dilanjutkan?
Setelah saya tidak memimpin Golkar, tidak pernah ada lagi konvensi. Lebih baik soal perlu tidaknya konvensi ini ditanyakan kepada pemimpin Golkar pada waktu itu.

Kalau Anda tetap memimpin, apa konvensi terus dilanjutkan?
Ya. Kalau saya masih memimpin Partai Golkar, tentu konvensi ini akan terus dilaksanakan.

Buktinya, dulu saya juga sudah mengatakan bahwa Golkar harus tetap melakukan konvensi. Tapi selanjutnya saya tidak dalam posisi memutuskan. Sebab, sudah ada kepemimpinan yang baru saat itu. [Harian Rakyat Merdeka]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya