Begitu Wakil Jaksa Agung Darmono pensiun 1 Juli lalu, Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan Marwan Effendy tidak terlihat lagi ‘ngantor’ di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta.
Sempat ada spekulasi, Marwan merasa kecewa karena Jaksa Agung Basrief Arief tidak mengajukan namanya sebagai calon Wakil Jaksa Agung menggantikan Darmono.
Menanggapi hal itu, Marwan Effendy mengatakan, dirinya memang wajar tidak diajukan sebagai calon Wakil Jaksa Agung. Sebab, 1 September 2013 sudah pensiun.
“Begitu Pak Darmono pensiun, saya memang mengajukan pensiun dini. Sebab, saya akan mengalami beban psikologis. Sebab, calon Wakil Jaksa Agung itu anak buah saya semua,’’ kata Marwan Effendy kepada Rakyat Merdeka via telepon, Sabtu (24/8).
“Begitu Pak Darmono pensiun, saya memang mengajukan pensiun dini. Sebab, saya akan mengalami beban psikologis. Sebab, calon Wakil Jaksa Agung itu anak buah saya semua,’’ kata Marwan Effendy kepada
Rakyat Merdeka via telepon, Sabtu (24/8).
Berikut kutipan selengkapnya: Bukankah sampai sekarang Wakil Jaksa Agung belum dilantik, apa Anda tidak menyesal?Tidak. Itu kan kemauan saya sendiri. Saya minta pensiun dini karena nanti tidak enak hati dan beban psikologis semakin tinggi bagi saya dan Wakil Jaksa Agung itu.
Bukannya ada masalah, sehingga Anda minta pensiun dini? Siapa yang bilang. Saya pensiun lebih cepat bukan karena ada masalah. Tapi supaya Wakil Jaksa Agung yang baru nanti, di antara para JAM (Jaksa Agung Muda) yang usianya disyaratkan harus di atas satu tahun aktif, notabene kebanyakan JAM adalah mantan staf saya, baik saat saya menjadi JAM Pidsus (Pidana Khusus) dan JAM Was (Pengawasan).
Agar tidak menjadi beban psikologis, makanya saya percepat saja pensiun walau tinggal dua bulan lagi.
Kenapa sampai menjadi beban psikologis bagi Anda?Saya kan bekas atasannya. Tidak enak hati jadi bawahan mereka. Lagi pula prinsip hidup saya lebih baik minta mundur, daripada dipaksa mundur.
Dulu juga saat saya menjadi Kajati Jatim hanya menjabat delapan bulan. Saya minta kepada Jaksa Agung yang saat itu Pak Hendarman (Supandji) agar saya ditarik jadi Kapusdiklat. Alasannya ketika banyak koruptor.
Pak Hendarman bilang kok minta mundur, orang lain malah minta lama-lama jadi Kajati.
Kemudian sewaktu menjadi JAM Pidsus juga saya menghadap Pak Hendarman supaya diganti agar ada penyegaran. Saya minta jadi JAM Was. Saya sempat ditegur Pak Hendarman karena meninggalkan JAM Pidsus.
Apa alasan Anda saat itu?Saya katakan banyak yang lebih baik dari saya. Beliau sempat kaget. Tapi setelah saya jelaskan bahwa internal lebih penting dibenahi ketimbang orang luar, maka beliau setuju.
Oh ya, apa kegiatan Anda sekarang?Walau saya pensiun kegiatan tetap padat. Justru lebih banyak. Sebab, saya ini kan sudah menjadi Guru Besar dan mengajar di beberapa universitas, seperti Universitas Trisakti, Universitas Airlangga dan lainnya.
Saya juga telah membentuk lembaga kajian hukum Marwan Effendy (ME) Center untuk menggelar seminar tentang hukum, berdakwah seperti khotbah Jumat atau ceramah. Menulis buku juga akan saya teruskan dan membuat jurnal-jurnal ilmiah buat mahasiswa.
Pekerjaan Anda semakin padat dong?Ya. Banyak orang setelah pensiun menjadi stres karena menganggur. Kalau saya justru terlalu banyak yang harus dikerjakan. Makanya tawaran berbagai teman pengusaha supaya bergabung dengan mereka, saya tolak degan halus walaupun diiming-imingi gaji besar dan berbagai fasilitas. [Harian Rakyat Merdeka]