Berita

Politik

Kemendiknas, Kecolongan Kok Berkali-kali

KAMIS, 31 JANUARI 2013 | 16:57 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Dunia pendidikan kembali dihentak dengan ditemukannya buku tak pantas yang beredar di sekolah. Buku "Ngeunah Keneh Inem" yang isinya merupakan cerita dewasa diketahui beredar di beberapa sekolah SMP dan SMA di Bandung.

"Kalau kecolongan kok sampai berkali-kali," jengkel anggota Komisi VIII DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah, menyayangkan terulangnya kejadian serupa.

Tahun lalu orangtua murid di Jakarta dikejutkan materi ajar berupa cerita Bang Maman dari Kali Pasir, yang bertutur soal  isteri simpanan, yang terselip dalam buku pegangan mulok PLBJ. Kemudian di Mojokerto ditemukan foto Miyabi dengan pakaian minim tercetak dalam lembar kerja siswa (LKS) mata pelajaran Bahasa Inggris. Sementara di Kudus, pada LKS mulok Bahasa Jawa  termuat kisah Resepe si Mbah yang mencantumkan nyimeng (mengkonsumsi ganja), ngombe rong gendul (minum minuman keras dua botol), dan merokok sebagai saran bagi tokoh cerita.


Masuknya buku ke lingkungan sekolah, kata Ledia, pastilah melalui saringan berlapis. Ada saringan dari penerbit, dari diknas, juga dari sekolah, baik itu meliputi kepala sekolah, guru maupun bagian kepustakaan. Maka, masuknya buku atau bahan ajar yang tak pantas dibaca apalagi diajarkan ke sekolah menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem pemilahan, pengawasan dan evaluasi bahan ajar.

"Pada berberapa temuan, proses pemilahan, pengawasan dan evaluasi bahan ajar pada prakteknya hanya sampai di tahap formalitas seperti mengisi formulir dan berkas-berkas. Tidak sungguh-sungguh dilakukan atau kadang diserahkan bukan pada ahlinya. Misalnya saja, menilai bahan ajar semestinya bukan hanya melibatkan ahli tema pelajaran tertentu tetapi juga harus dikonsultasikan pada ahli bahasa dan ahli psikologi anak, apakah semua materi  sudah benar, tepat dan layak disajikan pada anak didik yang dituju," kata wakil pimpinan fraksi PKS ini.

Untuk mencegah terjadinya kasus serupa, anggora DPR dari dapil Bandung Cimahi ini mengingatkan dinas pendidikan, guru dan penerbit bahwa tanggung jawab pendidikan anak itu termasuk dengan menyediakan bahan ajar yang bermutu, yang mampu membantu anak didik menjadi cerdas, kreatif dan tentu saja bermoral dan berakhlak.

"Dinas pendidikan harus lebih selektif dalam memilah buku sebagai rujukan bahan ajar. Jangan hanya mempertimbangkan biaya lebih hemat lalu memilih penulis atau penerbit sembarangan. Mendidik generasi amanah besar. Maka faktor kecakapan menulis, kesesuaian tema ajar dan kelayakan serta ketepatan penyajian pada peserta didik yang dituju harus menjadi dasar pertimbangan," demikian Ledia.[dem]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya