Berita

ilustrasi/ist

Inilah Tanda-tanda Pergolakan di Timur Tengah Merembet ke Indonesia

MINGGU, 06 MARET 2011 | 20:08 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Gelombang unjuk rasa yang menggulingkan kekuasaan di Timur Tengah bukan tidak mungkin juga akan terjadi di Indonesia. Sebab ada banyak kemiripan antara gelombang penggulingan pemerintah yang terjadi di negara-negara Arab itu dengan kondisi di Indonesia terkini.

"Pertama terjadi di negara yang mayoritas penduduknya muslim sementara bersahabat atau bersektu dengan Amerika. Bisa bersekutu karena tidak bermusuhan atau berdekatan dengan Israel. Ikut memerangi terorisme Al-qaeda dan atau dikendalikan oleh Bank Dunia," jelas mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazir dalam disksusi di Dekoen Coffee, Pancoran, Jakarta Selatan (Minggu, 6/3).

Bukti lainnya, beber Fuad yang juga mantan Dirjen Pajak ini, penguasa di negara-negara Timur Tengah ingin membangun dinasti. Kalau pun rata-rata sudah berkuasa 20-an tahun dan konon mereka juga mau membentuk dinasti keluarga. "Sekarang di kita juga hampir-hampir sama," ujarnya.


Tak hanya itu, lanjut Fuad, kesamaan lain antara Mesir, Tunisia juga dalam hal ini Libya, dengan Indonesia adalah sama-sama menerapkan sistem demokrasi formalitas-prosedural. "Di negara-negara itu penegak hukumnya menutup-nutupi kejahatan pemerintahan. Aparat hukumnya bekerjasama dengan pemerintah dengan kompenasi boleh memperkaya diri lewat korupsi," terang Fuad.

Masih ada kesamaan lainnya. "Income perkapita rata-ratanya sama dengan kita. Hanya Yaman di bawah. Kemiskinanya sama tinggi, inflasi 16,18 persen. Jadi bukan tidak mungkin terjadi juga di sini," masih kata Fuad yang juga Ketua DPP Hanura ini.

Namun Fuad mengakui ada juga perbedaan antara Indonesia dengan negara-negara di Timur Tengah tersebut. Tapi perbedaannya cuman satu. Yaitu dalam hal kebebasan berekspresi. Di Indonesia prinsip kebebasan pers, bersikap, berpendapat dijamin undang undang. Sementara di kawasaan Arab itu tidak diperbolehkan. Meski begitu, kebebasan di Indonesia tidak betul-betul terjamin.

"Ingat, kebebasan yang ada juga berisiko. Misalnya Gus Choi (Effendi Choiri) terancam recall (oleh PKB karena mendukung hak angket pajak); (Komjen) Susno nyoba-nyoba bongkar kasus Gayus dipidanakan, Misbakhun terlalu vokal dengan Century masuk penjara, Antasari konon mau buka (kasus) IT KPU dipenjarakan," tandasnya. [zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya