Berita

ilustrasi

Inilah Sebab Ketidakbecusan Pemerintah Atasi Konflik Akar Rumput Versi Sonny

SELASA, 19 OKTOBER 2010 | 09:52 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Salah satu sebab ketidakbecusan pemerintah mengantisipasi berbagai bentuk konflik di tengah-tengah masyarakat saat ini, adalah karena lemahnya pengawasan terhadap dinamika penduduk.

“Informasi dan data tentang dinamika penduduk seharusnya digunakan pemerintah untuk mendeteksi potensi konflik,” kata pakar demografi dari Lembaga Demografi Universitas Indonesia, DR Sonny Harry Harmadi di Jakarta kepada Rakyat Merdeka Online (19/10).

Dinamika penduduk adalah kondisi dimana terjadi perubahan struktur, pertumbuhan, dan distribusi penduduk dari waktu ke waktu. Dinamika ini terjadi karena tiga hal yaitu, kelahiran, kematian, dan migrasi.

Apa kaitan perubahan struktur penduduk dengan konflik?

Potensi konflik di daerah yang mayoritas didominasi penduduk usia balita tentu akan berbeda dengan potensi konflik di daerah yang didominasi penduduk usia kerja.

Selain itu, potensi konflik juga terkait dengan keberagaman penduduk menurut karakteristik sosial, budaya, maupun ekonomi.

Keberagaman dalam struktur penduduk merupakan hal yang lumrah.

“Tapi kalau pemerintah tidak mampu mengantisipasi dampak negatif keberagaman itu, maka potensi konflik akan jadi kenyataan,” papar Sonny.

Lalu apa kaitan pertumbuhan penduduk dengan konflik?

Penduduk yang terus bertambah akan menciptakan tekanan penduduk (population pressure) yang berdampak pada tingginya persaingan dalam memperoleh sumber daya ekonomi.

Di satu sisi, ketersediaan lahan, air, maupun pekerjaan terbatas. Namun di sisi lain, jumlah penduduk yang semakin besar membutuhkan lahan, air, maupun pekerjaan semakin banyak.

Kompetisi untuk memperebutkan sumberdaya yang terbatas akibat population pressure ini dapat memicu konflik.

“Kalau memang selama ini berbagai konflik itu dianggap ada dalangnya, maka bisa dibilang dalang tersebut sangat cerdas karena bisa menggunakan data kependudukan,” ujarnya.

Dia menambahkan, data penduduk bukan cuma dibutuhkan untuk mendata pemilih pada saat pemilu, tapi harus menjadi sumber informasi utama dalam mengantisipasi tantangan pembangunan ke depan, termasuk mengantisipasi konflik.

“Alangkah baiknya kalau BKKBN mampu memegang fungsi-fungsi ini. Tapi kalau tidak mampu, maka diperlukan sebuah lembaga kependudukan yang sanggup membuat grand design kependudukan nasional, mungkin namanya Komisi Nasional Kependudukan yang bersifat ad hoc,” demikian Sonny. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya