Berita

yusuf rizal/ist

LIRA: Manuver Greenpeace Rusak Citra Indonesia

JUMAT, 15 OKTOBER 2010 | 18:49 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Greenpeace mengantongi agenda dari luar untuk melemahkan perekonomian nasional Indonesia dengan menghantam industri sawit dan kehutanan yang dilakoni perusahaan dalam negeri.

Demikian dikatakan Presiden Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) mengomentari rencana kunjungan kapal Rainbow Warriors milik Greenpeace ke Indonesia.

“Negara lain memiliki kepentingan agar produk sawit kita tidak bisa keluar,” ujarnya.

Manuver Greenpeace ini, sambung Yusuf, bisa merusak citra Indonesia di panggung internasional dalam hal pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDGs).

NGO asing memang seringkali memperlihatkan arogansi di negara-negara berkembang, tak terkecuali di Indonesia. Dari sudut pandang ini, aktivis-aktivis NGO asing menjadikan Indonesia hanya sekadar sebagai instrumen semata.

“Mereka yang menentukan siapa yang menjalankan program, memasok kebutuhan sampai yang menjadi kontraktor. Sementara bangsa kita tetapi dijadikan kuli,” kecam Yusuf.

Beberapa kali pihaknya berupaya untuk membongkar tabir praktik neokolonialisasi yang dilakukan oleh NGO asing semisal Greenpeace ini. Tetapi hal itu tidak mudah karena dana dari NGO asing juga masuk sampai ke tingkat Kementerian.

“Dana ini masuk, tapi tidak kelihatan dengan menggunakan model konsultan. Bikin program sendiri untuk mengalirkan dana dari luar, dan tidak memberikan laporan sebagai program pemerintah,” masih kata Yusuf.

Kembali ke Greenpeace.Yusuf mengatakan, bila memang Greenpeace memiliki niat membantu negara-negara berkembang, sebaiknya mereka mengawasi praktik industrial, yang dilakukan perusahaan-perusahaan multinasional di Indonesia seperti Freeport. Chevron, atau Newmont yang menyebabkan kerusakan alam dalam skala besar.

Tetapi Yusuf Rizal yakin, Greenpeace tidak akan melakukan hal itu karena mereka merupakan anak asuh dari perusahaan-perusahaan multinasional tersebut.[guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya