Berita

presiden sby/ist

Komentar tentang Pramono Edhi Wibowo Bias, Ikrar Nusa Bhakti Disarankan Jadi Politisi

JUMAT, 01 OKTOBER 2010 | 23:21 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Komentar-komentar peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Ikrar Nusa Bhakti terhadap berbagai persoalan politik di Indonesia dinilai cenderung tidak obyektif dan bias. Agar tidak menurunkan kredibilitas peneliti dan pengamat politik Indonesia pada umumnya, yang bersangkutan disarankan untuk terjun secara utuh ke dunia politik dengan menjadi politisi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dr.Cand. Khoirul Rosyadi, peneliti politik dari Universitas Patrice Lumumba, Moskow, Rusia, Jumat malam (1/10).

“Komentar Bung Ikrar Nusa Bhakti bahwa Mayjen TNI Pramono Edhi Wibowo dipersiapkan menjadi Presiden hanya karena ia mendapatkan promosi jabatan di TNI, terlalu simplistik dan cenderung bias,” kata alumnus FISIP UGM tersebut.

Menurut Rosyadi, selama ini tidak ada konfirmasi tentang pencapresan Mayjen Pramono. Apabila nanti menjadi capres pun, Mayjen Pramono tidak otomatis menjadi Presiden. Namun, yang dinilai paling fatal, peneliti senior LIPI itu telah mewacanakan pencapresan seorang tentara aktif untuk membenarkan teorinya sendiri bahwa SBY pembohong.

“Jika kita mau menggali informasi dari internal TNI, naiknya Mayjen Pramono sebagai Pangkostrad dinilai wajar karena putra almarhum Jenderal Sarwo Edhi Wibowo itu memiliki kualifikasi yang baik. Bahkan, jika Presidennya bukan SBY sekalipun, Pramono tetap salah satu kandidat terkuat,” jelas putra Madura ini.

Lebih lanjut, Rosyadi mencatat bahwa bukan kali ini saja Ikrar keluar dari ‘rel’ seorang peneliti. Pada Hari Raya Idul Fitri yang lalu, Ikrar mengatakan kepada media massa bahwa Istana Presiden belum menjadi milik publik karena hanya dibuka pada saat lebaran dan 17 Agustus. Padahal, fakta yang sebenarnya adalah, Istana dibuka untuk publik di setiap akhir minggu.

“Peneliti sesenior dan sehebat apapun tidak boleh berhalusinasi. Dia harus mau turun ke lapangan, menyelidiki fakta secara thorough. Kekeliruan-kekeliruan mendasar itu menyedihkan, karena dapat meruntuhkan martabat peneliti dan pengamat politik Indonesia,” katanya.

Karena itu, Rosyadi menyarankan agar Ikrar memikirkan ulang peran yang harus dilakoninya, apakah sebagai peneliti dan pengamat ataukah sebagai partisan politik.

“Bung Ikrar harus ingat, ia masih terkait dengan institusi bergengsi LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Agar tidak mengorbankan kredibilitas LIPI, lebih baik beliau mempertimbangkan diri untuk terjun sekalian menjadi politisi. Ia dapat meniru jejak mulia ilmuwan semacam Prof Dr. Amien Rais atau Prof Dr. Ryaas Rasyid yang berani meninggalkan status PNS untuk terjun total ke dunia politik,” tandasnya. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya