Berita

ilustrasi

OTORITAS JASA KEUANGAN

Ismed Khawatir Ada Niat Lain di Balik Pembentukan OJK

SENIN, 20 SEPTEMBER 2010 | 08:55 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Proses politik di Indonesia sering kali menarik, karena bila anggota DPR menyepakati segelas teh sebagai segelas kopi, maka segelas teh itu akan benar-benar menjadi segelas kopi.

Ungkapan itu digunakan Ketua Masyarakat Profesional Madani (MPM) Ismed Hasan Putro untuk menyikapi perdebatan mengenai hasil kajian akademik mengenai pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Indonesia baru-baru ini. Ismed khawatir, sikap negatif kalangan Dewan terhadap hasil riset gabungan tersebut karena ada niat lain di balik pembentukan OJK.

Menurut hasil studi gabungan itu, pembentukan OJK akan menelan biaya mahal senilai Rp 20 triliun yang dibagi menjadi biaya transisi dan biaya jangka panjang.

Adapun kalangan Dewan mencurigai hasi riset itu sebagai pesanan dari Bank Indonesia (BI) yang tak mau kehilangan sebagian dari kewenangannya. Kalangan DPR berjanji, biaya yang dikeluarkan tidak akan semahal itu, mengingat yang dilakukan sekadar mengeluarkan fungsi pengawasan yang ada di BI dan di Bapepam Lembaga Keuangan dan menggabungkan keduanya di bawah satu atap yang baru.

Mengenai inti perdebatan itu, Ismed mengatakan bahwa hasil riset gabungan tersebut memberikan informasi tambahan kepada masyarakat; apakah yang dibicarakan itu teh atau kopi, terlepas dari apa yang akan diputuskan DPR nanti. Dia meminta agar masyarakat, pejabat dan wakil rakyat, untuk bersikap proporsional dan jernih dalam menanggapi pro kontra pendirian OJK.

“Sikap kritis, baik itu mendukung maupun keberatan ataupun opini lain, terhadap OJK selayaknya dicerna dengan baik, karena ini menyangkut arsitektur masa depan sistem keuangan Indonesia. Apalagi terhadap kajian akademik yang dilakukan oleh dosen dan asisten dosen FEB UGM dan FE UI maka selayaknya ditanggapi dalam ranah akedemika,” ujarnya.

Dia menambahkan, hal ini penting agar kelak kegiatan penelitian menjadi suatu budaya guna menghasilkan keputusan dan kebijakan yang komprehensif.

“(Jadi) perlu didorong peneliti lain untuk membuat kajian OJK dari berbagai perspektif dan sudut pandang. Selayaknya kajian akademik difasilitasi dan dihargai, dan kalau perlu diperbanyak lagi sehingga akan ditemukan hasil kajian yang sama atau berbeda satu sama lain,” masih kata Ismed.

Anggota fraksi partai tertentu di DPR yang berkeinginan OJK terwujud pun diingatkan Ismed untuk tidak berkomentar negatif terhadap hasil riset itu. Sebaiknya, hasil riset itu dianggap sebagai warning dalam menyempurnakan RUU OJK yang sedang digodok.

”Jika OJK ini diterapkan dengan kajian minimal, pragmatis saja, bisa dikhawatirkan hanya soal waktu saja yang akan membuktikan mengenai apakah OJK tahan terhadap krisis, pencucian uang, dan bahkan korupsi melalui sistem keuangan. Jika tidak maka rakyat yang akan menanggung beban,” demikian Ismed. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya