Berita

Wakil Ketua DPD: Indonesia Semakin Tak Rasional Bila Kolonel Adjie Dijatuhi Sanksi

SENIN, 06 SEPTEMBER 2010 | 22:01 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Ada dua penyakit akut yang terkandung di balik ancaman sanksi untuk Kolonel (Pnb) Adjie Suradji yang menuliskan opininya di Kompas hari ini (Senin, 6/9).

Kedua pernyakit akut itu adalah, pertama, pemasungan kreativitas dan kecerdasan yang sebetulnya ditujukan untuk kebaikan negara, dan kedua pembunuhan idealisme yang dilegitimasi oleh kekuasaan.

“Bangsa ini akan kian tak rasional hanya karna untuk melindungi atau mencari muka pada penguasa,” kata Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Laode Ida di Jakarta, Senin malam.

Bila tak ingin dicap sebagai otoriter, SBY bukan saja harus mencegah sanksi untuk Kolonel Adjie, tetapi juga memanggilnya dan menyampaikan apresiasi langsung.

“Bagi saya, tulisan Kolonel Adjie Suradji itu, sungguh sangat mewakili suara dan masyarakat bangsa ini. Saya sangat salut atas kejernihan dan keorisinalitasan opini tersebut,” ujar Laode lagi.

Rencana pemberian sanksi untuk Kolonel Adjie disampaikan Kapuspen TNI AU Marsma Bambang Samoedro. Menurutnya, tulisan tersebut tidak pernah dilaporkan kepada bagian penerangan TNI AU. Karena itu, opini tersebut tidak mengatasnamakan institusi, melainkan individu. Bambang mengatakan, TNI AU tidak tahu sama sekali apa motif Adjie menulis kritik itu. Yang diketahuinya, Kolonel Adjie sudah sejak lama menjadi anggota TNI yang bermasalah.

“TNI AU tidak mengerti apa motifasi Kolonel Adjie menulis kritik tersebut,” ujar Bambang. Dalam tulisannya, secara gamblang Adjie membandingkan kepemimpinan SBY dengan presiden-presiden RI sebelumnya. Dalam tulisannya berjudul "Pemimpin, Keberanian, dan Perubahan" itu, Adjie menyebutkan keberhasilan-keberhasilan presiden Indonesia. Ia menyayangkan kepemimpinan SBY yang tidak mampu mengubah hal buruk dari presiden RI terdahulu, yakni memberantas korupsi. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya