RMOL. Harga bahan kebutuhan pokok diperkirakan akan terus melambung tinggi didorong oleh perubahan cuaca yang menggagalkan panen dan kecenderungan konsumsi masyarakat yang tinggi menjelang Lebaran dan akhir tahun.
“Akibat anomali cuaca banyak tanaman tidak mengalami pembungaan dan pembuahan, atau mengalami pembungaan dan pembuahan tetapi tidak optimal. Ini mengakibatkan produksi bahan kebutuhan pokok turun,” ujar Sekjen Induk Koperasi Tani dan Nelayan (Inkoptan) Soeryo Bawono kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Kamis, 26/8).
Curah hujan yang tinggi belakangan ini membuat tingat pembuahan padi sangat rendah. Akibatnya, banyak gabah yang kosong. Adapun cabai yang biasa ditanam di musim panas, kali ini tidak bisa berbunga karena curah hujan tinggi. Biasanya cabai bisa berbunga antara tujuh sampai sepuluh kali di musim ini. Namun karena perubahan cuaca hanya dapat berbunga tiga sampai empat kali.
Masih menurut Soeryo, perubahan cuaca juga terjadi di belahan lain dunia dan merusak panen di banyak negara, seperti Rusia, China dan India. Biasanya, sambung Soeryo, bila tahun ini mengalami musim “kemarau basah” karena curah hujan yang tinggi di bulan yang seharusnya kering, di tahun depan Indonesia akan mengalami musim “kemarau panjang”.
“Pemerintah perlu mengambil langkah strategis untuk bisa mengantisipasi hal tersebut. Jangan menggunakan metoda pemadam kebakaran, dan itu pasti gagal. Petani saat ini sedang terpuruk hidupnya karena hasil panen rendah. [guh]