Berita

Bisnis

Inilah Empat Tanda Kehancuran Ekonomi Indonesia

RABU, 18 AGUSTUS 2010 | 19:40 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

 RMOL. Terlepas dari berbagai klaim pertumbuhan ekonomi yang kerap disampaikan pemerintah, pada kenyataannya perekonomian nasional bergerak ke arah jurang dan dapat terjun bebas menuju kehancuran.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unika Atma Jaya Dr. A. Prasetyantoko yang menjadi pembicara dalam diskusi mengenai konstitusi ekonomi di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu petang (18/8) mencatat empat hasul analisis para bankir dan investor yang memperlihatkan arah perjalanan perekonomian nasional yang sesungguhnya.

Pertama, katanya, meskipun potensi rezim petumbuhan tinggi akan tercapai, namun sesungguhnya yang mengalami pertumbuhan adalah sektor yang sedikit menyerap tenaga kerja, seperti sektor jasa, keuangan, dan perdagangan. Sebaliknya, sektor yang berpotensi menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, seperti pertanian, pertambangan dan manufaktur, justru mengalami kemunduran.

Kualitas pertumbuhan yang tidak baik ini pun dapat ditelusuri dari penyaluran kredit yang ternyata lebih banyak diberikan untuk sektor yang tidak memproduksi barang, konsumsi dan spekulasi keuangan.

Faktor kedua, pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia masih bertumpu pada komoditas primer, dan belum masuk ke sektor advanced industry. Ini juga memperlihatkan bahwa Indonesia masih sangat tergantung pada sumber daya alam yang apabila tidak dikelola dengan baik akan mempercepat kehancuran. Apalagi, pertumbuhan ekonomi yang tergantung pada esktraksi sumber daya alam sangat tidak stabil. Selain itu, bila Indonesia kehabisan sumber daya alam, misalnya minyak bumi, maka kehancuran akan semakin cepat menghampiri.

Selanjutnya, ketergantungan anggaran pada harga komiditas minyak di pasar dunia seperti yang masih kita alami merupakan sebuah ancaman yang dalam waktu singkat dapat berbuah petaka. ,p> Ketergantungan Indonesia pada minyak bumi berawal dari era 1970-1980, ketika minyak bumi Indonesia laku di pasar Eropa dan Amerika. Persoalannya, Indonesia sama sekali tidak membangu refinary product, dan lebih senang menjual minyak mentah yang harganya ketika itu cukup tinggi. Ketika keadaan berbalik seperti yang terjadi saat ini, maka status Indonesia pun berubah menjadi net importer yang tergantung pada supply minyak bumi dari luar.

Tanda kehancuran ekonomi terakhir yang dicatat Dr. A. Prasetyantoko adalah ketimpangan pembangunan daerah. Ironisnya, sejumlah data memperlihatkan bahwa daerah-daerah yang memiliki angka gizi buruk tinggi merupakan daerah penghasil komoditas ekonomi penting. Sumatera Utara yang menjadi salah satu sentra minyak sawit Indonesia misalnya, masuk dalam kelompok ini. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya