RMOL. Sejak tahun 2000 hingga kini setidaknya ada sebanyak 144 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang ditemukan di lingkungan TNI.
Kendati dalam keterangannya Kepala Puspen TNI, Mayjen TNI Aslizar Tanjung, tidak menjelaskan secara detail kasus HIV yang terjadi itu, namun ia menyebutkan bahwa TNI telah menangani kasus HIV ini sebaik mungkin agar tidak merebak menjadi Acquired Imminodeficiency Syndrom (AIDS).
“Dengan perkembangan teknologi pengobatan sesuai dengan hasil Kongres Wina pada tanggal 18 sampai dengan 23 Juli 2010 bahwa metode pengobatan baru dengan pengobatan kombinasi dari ARV (anti retro viral) dapat menurunkan resiko infeksi sampai dengan 54 persen dan menurunkan resiko penularan sampai dengan 95 persen,” sebut Mayjen Aslizar.
Dia juga mengatakan TNI telah mengoptimalkan berbagai upaya preventif untuk mencegah penularan HIV pada prajurit TNI, PNS dan keluarganya, menghambat perjalanan infeksi HIV pada prajurit TNI, PNS dan keluarga mereka agar tidak berkembang menjadi AIDS. TNI juga mendorong penciptaan lingkungan yang kondusif bagi orang dengan HIV/ADIS (ODHA) baik di lingkungan kerja maupun di masyarakat, serta mengurangi dampak psikososial akibat HIV/AIDS agar tidak mengganggu pelaksanaan tugas.
“Saat ini TNI telah melakukan langkah-langkah preventif melalui kegiatan penyuluhan, komunikasi dan edukasi yaitu program Peer Leader telah mencetak 1145 personel tenaga penyuluh yang tersebar di seluruh satuan TNI dan hasilnya dinilai sangat efektif,” demikian Mayjen Aslizar. [guh]