Berita

Bob Hefner: Demokrasi dan Islam Tidak Bertentangan

SELASA, 10 AGUSTUS 2010 | 22:16 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Robert W. Herfner atau Bob Hefner bukan nama yang asing lagi dalam studi Islam di Indonesia. Salah satu bukunya, Civil Islam, dinilai sebagai karya paling detail dalam menampilkan wajah Islam di Indonesia terutama di era Soeharto. Melalu sejarah politik Islam di Indonesia ini pula ia berargumen bahwa Negara Islam dan mayarakat madani (civil society) saling bersesuaian.

Demikian kesimpulan dari kuliah umum Hefner yang digelar Program Studi Agama dan Lintas Budaya atau Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa siang (10/8). Dalam kuliah umum bertajuk “Memikirkan Ulang Demokrasi dan Pluralisme dalam Islam” Hefner kembali meninjau perdebatan lama mengenai Islam dan demokrasi.

Dari rilis yang dikirimkan CRCS disebutkan bahwa setidaknya ada empat pokok pikiran yang disampaikan Hefner. Pertama, ketika bukti-bukti empiris yang dijadikan acuan maka tidak terlihat adanya ketiadaan demokrasi dalam dunia Islam yang lebih luas. Justru ketangguhan institusi-institusi demokratis muncul dari berbagai belahan dunia Islam, misalnya di Afrika, Asia Selatan, dan Asia Tenggara, dari pada di 18 persen dunia Muslim di Timur Tengah.

Kedua, data berbagai survey menujukkan bahwa di sebagian besar dunia Muslim, sekalipun yang pemerintahnya hanya membuat sedikit kemajuan demokrasi, masyarakat Muslim lebih menyukai institusi demokrasi sebagaimana masyarakat barat, bahkan lebih tinggi jika dibanding negara-negara Kristen ortodok. Ini menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran opini yang sangat penting dalam masyarakat Muslim selama dua generasi terakhir.

Ketiga, sekalipun menunjukkan minat yang besar terhadap institusi demokratis, namun sebagian besar Masyarakat Muslim mempunyai pandangan yang berbeda-beda terhadap masalah perempuan, non-Muslim, dan kebebasan beragama.

Apakah ini menunjukkan hambatan serius bagi proses demokrasi? Inilah yang tidak disetujui oleh Hefner.

Keempat, bukti-bukti menujukkan bahwa demokratisasi hidup dalam dunia Muslim. Oleh karenanya, jika terjadi kemajuan proses demokratisasi maka hal itu dibarengi politik kebudayaan atau yang lebih dekat disebut “Islam sipil” atau demokrasi “Muslim” dari pada model anti-liberal sebagaimana yang dibayangkan oleh masyarakat barat.

Singkatnya, melalui Indonesia, Hefner menarik garis tentang karakteristik utama demokrasi Muslim serta apa dan bagaimana perbedaannya dengan demokrasi liberal Barat. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya