Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini, mengajak seluruh umat Islam di Indonesia mensyukuri dan melakukan refleksi atas peran dan kontribusi Umat Islam dalam menjaga dan mengisi kemerdekaan Indonesia.
"Umat Islam Indonesia harus berbesar hati karena rahmat kemerdekaan 17 Agustus 1945 bertepatan dengan tanggal 9 Ramadhan, saat umat sedang berpuasa. Ini punya makna historis yang mendalam bagi umat Islam," kata Jazuli di Ruang Pleno Fraksi PKS DPR RI, Jakarta, Selasa (14/6).
Oleh karena itu, makna proklamasi tersebut, menurut Jazuli, menjadi pesan yang kuat bahwa Ramadan merupakan bulan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia.
"Terbukti, pilihan hari proklamasi kemerdekaan adalah sayyidul ayyam (penghulu hari) yakni Hari Jum'at dan di bulan puasa, sayyidus syuhur (penghulu bulan). Dan pilihan ini disadari betul dan sengaja dipilih oleh Bung Karno. Dus, proklamator kita saat membacakan teks proklamasi dalam keadaan berpuasa," jelas Anggota Komisi I ini.
Jazuli menambahkan, menurut sejarah, pemilihan hari dan tanggal proklamasi tak lepas dari saran Bung Karno kepada para ulama, di antaranya yaitu K.H Abdoel Moekti dari Muhammadiyah dan K.H Hasyim Asy’ari dari Nahdatul Ulama.
"Teks Proklamasi sendiri, menurut Mr. Achmad Soebardjo, didikte oleh Bung Hatta dan ditulis Bung Karno pukul 03.00 pada waktu sahur Ramadhan. Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa proklamasi dilaksanakan pada hari Jumat, 9 Ramadhan 1364 H (17 Agustus 1945) pada Pukul 10 pagi di kediaman Bung Karno Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta,†tambah Jazuli.
Oleh karena itu, momen sejarah tersebut, kata Jazuli Juwaini, semakin menegaskan bahwa kontribusi umat Islam tidak pernah putus sepanjang sejarah perjuangan bangsa hingga meraih kemerdekaan.
"Kontribusi umat Islam, tokoh pergerakan, para kyai dan santri dalam usaha-usaha kemerdekaan dicatat dengan tinta emas dan tidak terbantahkan. Inilah dignity atau kebanggaan yang seharusnya diwarisi oleh umat Islam dalam mengisi kemerdekaan hingga hari ini," tegas Jazuli.
[zul]
BERITA TERKAIT: